Seorang Relawan Meninggal Dunia, Otoritas Kesehatan Tetap lanjutkan Uji Coba Vaksin Covid-19

22 Oktober 2020, 14:05 WIB
Foto: Ilustrasi vaksin corona. Freepik/Freepik /

 

SEPUTAR LAMPUNG - Sejumlah vaksin virus corona mulai mendekati tahap akhir pengujian sebelum benar-benar didistribusikan pada masyarakat.

Pengujian yang berlangsung hingga berkali-kali ini ditujukan agar vaksin yang nanti diberikan kepada masyarakat benar-benar aman.

Selain Sinovac dari Tiongkok yang disebut kian mendekati siap edar, sejumlah produsen lain juga turut mengembangkan vaksin. Salah satunya AstraZeneca yang bekerja sama dengan Universitas Oxford.

Terkait dengan uji coba vaksin ini, pada Rabu, 21 Oktober 2020, seorang relawan peserta uji klinis vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Universitas Oxford, dikabarkan meninggal dunia.

Baca Juga: Prakerja Gelombang 11 Masih Belum Pasti, Kemnaker Luncurkan Program MangCovid untuk Korban PHK

Pernyataan itu disampaikan otoritas kesehatan Brazil, Anvisa sebagaimana diberitakan oleh Galamedia.com dalam artikel "Seorang Relawan Uji Vaksin Covid-19 Meninggal Dunia". Meski begitu, Anvisa menyatakan uji coba vaksin akan dilanjutkan.

Di sisi lain, Oxford juga membenarkan bahwa ada rencana untuk terus melakukan pengujian. Melalui pernyataan, universitas itu mengatakan bahwa setelah penilaian yang cermat "tidak ada kekhawatiran tentang keamanan uji klinis."

Sejauh ini AstraZeneca belum berkomentar. Namun seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters, bahwa uji klinis mungkin akan ditangguhkan jika relawan yang meninggal itu sebelumnya mendapat vaksin Covid-19.

Sumber itu menggambarkan bahwa relawan tersebut adalah bagian dari kelompok yang diberi suntikan meningitis.

Universitas Federal Sao Paulo, yang membantu mengoordinasikan uji klinis fase 3 di Brazil, mengatakan komite peninjau independen juga merekomendasikan agar uji coba dilanjutkan.

Baca Juga: Jejak Santri di Gedung Parlemen: Gedung MPR/DPR Ternyata Berdiri di Atas Tanah Wakaf Pesantren!

Universitas tersebut sebelumnya memastikan, sukarelawan yang meninggal adalah warga Brazil. Namun mereka memberikan keterangan lebih rinci soal jati diri sang sukarelawan.

"Semuanya berjalan seperti yang diharapkan, tanpa catatan komplikasi serius terkait vaksin yang melibatkan para sukarelawan yang berpartisipasi," kata universitas Brazil itu dalam pernyataan, dilansir Antara.

Seorang juru bicara Universitas Federal Sao Paulo menyatakan, sejauh ini, 8.000 dari 10.000 sukarelawan yang direncanakan dalam uji coba telah direkrut dan diberikan dosis pertama di enam kota di Brazil.

Banyak di antara mereka yang telah menerima suntikan kedua, ia menambahkan. CNN Brazil melaporkan, relawan tersebut adalah seorang pria berusia 28 tahun yang tinggal di Rio de Janeiro dan meninggal karena komplikasi Covid-19.

Baca Juga: Fantastis! Utang Indonesia Capai Rp6 Ribu Triliun, Bayi Baru Lahir Sudah Berutang Rp20,5 Juta

Anvisa tidak memberikan keterangan lebih lanjut atas alasan menjaga kerahasiaan medis orang-orang yang terlibat dalam uji coba.

Pemerintah federal Brazil berencana membeli vaksin Inggris itu dan memproduksinya di pusat penelitian biomedis FioCruz di Rio de Janeiro.

Sementara itu, vaksin pesaing dari perusahaan China, Sinovac Biotech Ltd, sedang diuji oleh pusat penelitian Negara Bagian Sao Paulo, Butantan Institute.

Presiden Brazil Jair Bolsonaro mengatakan, pemerintah federal tidak akan membeli vaksin Sinovac.

Dengan 154.000 korban jiwa akibat Covid-19, Brazil mengalami wabah virus corona dengan jumlah kematian tertinggi kedua di dunia, setelah Amerika Serikat.

Pengidap virus corona jenis baru itu di Brazil kini mencapai lebih dari 5,2 juta orang, terbanyak ketiga setelah Amerika Serikat dan India.***(Lucky M. Lukman/Galamedia)

 

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Galamedia

Tags

Terkini

Terpopuler