Beda dengan Indonesia, Prioritas Penerima Vaksin di Swiss Justru Orang Tua dan yang Miliki Penyakit

20 Desember 2020, 21:33 WIB
Ilustrasi Vaksin Pfizer inc untuk Covid-19. /ANTARA

SEPUTAR LAMPUNG - Penggunaan vaksin Covid-19 diyakini sekaligus diharapkan dapat mengakhiri pandemi.

Ini membuat banyak negara terus mengupayakan usaha terbaik untuk melakukan vaksinasi massal bagi warganya.

Sejumlah negara telah mengumukan vaksin apa yang akan mereka gunakan dan siapa yang akan diprioritaskan untuk divaksin terlebih dahulu mengingat ketersediaan vaksin saat ini masih sangat terbatas.

Indonesia termasuk negara yang telah memutuskan vaksin yang akan digunakan. Salah satunya adalah Sinovac dari China yang sebanyak 1,2 juta dosis telah tiba di tanah air.

Baca Juga: Bukan Sinovac Bukan Juga Sputnik V, Ini Vaksin Covid-19 yang Disepakati Uni Eropa untuk Digunakan

Jumlah ini tentu jauh dari cukup mengingat jumlah penduduk Indonesia sangat besar. Karena itu, kelompok masyarakat yang diprioritaskan untuk divaksin lebih dulu adalah para tenaga kersehatan yang berada di garis terdepan.

Tenaga kesehatan yang akan diprioritaskan adalah nakes yang berada di Pulau Jawa dan Bali. Wilayah ini memang dikenal memiliki kasus Covid-19 yang rata-rata lebih tinggi dari daerah lain.

Selain menentukan siapa yang menjadi prioritas, pemerintah juga telah menetapkan siapa yang sebaiknya tidak divaksin. Di antaranya adalah anak-anak, orang tua dan mereka yang memiliki riwayat penyakit berat.

Kebijakan ini berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Swiss. Vaksin yang dipilih beda, segmen yang menjadi prioritas penerima juga tidak sama.

Baca Juga: Segera Login pip.kemdikbud.go.id, Cek Namamu Apakah Menjadi Penerima PIP Rp1 Juta dari Kemendikbud

Dikutip melalui Reuters melalui ANTARA pada Minggu, 20 Desember 2020, regulator obat Swiss, Swissmedic, telah merestui vaksin COVID-19 buatan Pfizer dan mitra BioNTech sebagai vaksin yang akan mereka gunakan.

Menurut badan tersebut persetujuan penggunaan vaksin ini menjadi yang pertama di dunia berdasarkan prosedur standar.

Dua bulan setelah menerima permohonan, Swissmedic memberikan izin vaksin dalam dokumen tinjauan bergulir yang diserahkan.

Sejumlah negara lainnya telah menyetujui penggunaan darurat vaksin tersebut guna membantu mengekang pandemi global virus corona.

"Hingga kini data yang ada menunjukkan tingkat efisiensi tinggi yang sebanding dalam semua kelompok usia yang diteliti, sehingga memenuhi kriteria keamanan," demikian dinyatakan Swissmedic melalui situsnya.

"Keselamatan pasien merupakan prasyarat penting, apalagi menyangkut otorisasi vaksin," kata Direktur Siwssmedic Raimund Bruhin.

"Berkat prosedur bergulir dan tim kami yang terorganisir secara fleksibel, kami ... berhasil mencapai keputusan dengan cepat, seraya memenuhi tiga persyaratan terpenting yakni keamanan, keampuhan serta kualitas."

Baca Juga: Cara Blokir Kendaraan Bermotor Secara Online Agar Tak Kena Pajak Progresif, Lakukan 6 Langkah Ini!

Selain Pfizer, Swissmedic juga sedang meninjau permohonan vaksin COVID-19 produksi Moderna dan AstraZeneca.

"Kami mempercayakan Swissmedic atas penilaian yang cermat terhadap vaksin COVID-19 kami dan secara tepat waktu bertindak untuk membantu melindungi warga Swiss," kata kepala operasional Pfizer Swiss, Sabine Bruckner, melalui pernyataan.

Pihaknya menyebut persetujuan Swiss sebagai "momen bersejarah dalam perang melawan penyakit mematikan ini."

Dalam unggahan video di Twitter, Menteri Kesehatan Alain Berset mengatakan program vaksinasi Swiss akan dimulai dalam hitungan hari. Prioritas utama penerima vaksin adalah kalangan rentan, seperti orang tua, dan mereka yang memiliki riwayat penyakit.

Swissmedic akan meminta Pfizer untuk selalu memberikan informasi mengenai keamanan, keampuhan, serta kualitas vaksin buatannya secara berkelanjutan, katanya.***

Editor: Ririn Handayani

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler