Mari Mengenal Sejarah Kue Keranjang, Makanan Ikonik yang Wajib Ada saat Perayaan Imlek

- 21 Januari 2023, 06:40 WIB
Sejarah kue keranjang yang menjadi sajian khas Imlek.
Sejarah kue keranjang yang menjadi sajian khas Imlek. /Tangkap layar Instagram.com/@mamena.kuy

Dibuat dengan bahan dasar berupa tepung ketan dan gula, makanan ini akan membentuk tekstur yang kenyal dan lengket, dengan rasa manis. Serta berbentuk bulat dengan tampilan berwarna coklat.

Dalam istilah Tionghoa, makanan ini memiliki nama ‘Nian Gao’. ‘Nian’ berarti lengket, dan ‘Gao’ berarti kue.

Karena selalu disajikan saat perayaan Imlek, kue keranjang akan dibuat saat menjelang perayaan Tahun Baru Imlek. Biasanya, sajian ini digunakan untuk mengenang leluhur oleh etnis Tionghoa di Indonesia.

Kue keranjang mulai dijadikan sesaji pada doa leluhur yaitu satu minggu (tujuh hari) sebelum Tahun Baru Imlek.

Baca Juga: Jelang Libur Imlek 2023, KAI Catat Sebanyak 63 Ribu Tiket dari Stasiun Gambir dan Pasar Senen Terjual

Awalnya, kue keranjang dimaksudkan sebagai hidangan untuk menyenangkan Dewa Tungku (Cau Kun Kong) untuk membawa laporan yang menyenangkan kepada Raja Sura (Giok Hong Siang Te).

Puncaknya, yaitu pada malam hari menjelang Tahun Baru Imlek. Sebagai persembahan, kue keranjang biasanya baru dimakan menjelang Cap Go Meh, yaitu malam ke-15 setelah Imlek.

Selain dimakan, kue keranjang umum dibagikan saat perayaan Imlek. Hal ini bahkan sudah menjadi tradisi turun temurun yang diwariskan oleh nenek moyang masyarakat Tionghoa.

Kue keranjang yang biasanya dibagikan pada perayaan Imlek, melambangkan rezeki dan kemakmuran, dengan harapan mendapatkan berkah dan kemakmuran sepanjang tahun.

Itulah informasi terkait sejarah dari kue keranjang yang menjadi sajian ikonik saat perayaan Imlek. Gong Xi Fa Cai untuk perayaan Tahun Baru Imlek 2574.***

Halaman:

Editor: Desy Listhiana Anggraini


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x