8 Pilihan Puisi HUT RI ke-77 untuk Ide Lomba 17 Agustus 2022 Tema Pahlawan Kemerdekaan Indonesia

- 10 Agustus 2022, 19:00 WIB
Ilustrasi baca puisi
Ilustrasi baca puisi /Putbalinggaku/Pexels/Andrea Piacquadio

SEPUTARLAMPUNG.COM -  8 Pilihan puisi HUT RI ke-77 untuk ide  lomba 17 Agustus 2022 Tema Pahlawan Kemerdekaan Indonesia sudah tersedia di akhir artikel ini, lengkap dengan link twibbon.

Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) diperingati setiap tanggal 17 Agustus 2022 yang mana dimeriahkan oleh berbagai lomba kemerdekaan RI, seperti lomba baca puisi, lomba membuat puisi dan sebagainya.

Ada beberapa contoh teks puisi tema Hari Kemerdekaan Indonesia HUT RI ke-77 yang dapat dijadikan untuk adik-adik saat lomba baca puisi dengan salah satu temanya adalah menumbuhkan rasa nasionalisme dan perjuangan.

Seringkali sekolah, instansi atau umum mengadakan lomba baca puisi hari  kemerdekaan HUT RI ke-77 Tahun 2022 untuk jenjang SD SMP, SMA saat 17 Agustus 2022 yang sebentar lagi akan kita peringati setiap tahunnya.
 

Persiapkan dari sekarang teks puisi seputar tema Kemerdekaan HUT RI ke-77 Tahun 2022, karena HUT RI ke-77 akan diperingati sebentar lagi, yakni pada tanggal 17 Agustus 2022.

Adanya lomba teks puisi dan baca puisi pada HUT Kemerdekaan RI ke-77 Tahun 2022 dapat mengingatkan kembali perjuangan para pahlawan yang gugur saat memerdekakan bangsa Indonesia dari para penjajah.

Menulis puisi adalah hal yang mudah, tapi perlu waktu khusus untuk bisa menghasilkan sebuah karya puisi menarik, unik dan penuh dengan penghayatan saat dibacakan nanti, maka dari itu catat kumpulan puisi inspirasi tema kemerdekaan HUT RI ke-77 Tahun 2022.

Berikut  Seputarlampung.com merangkum dari beberapa sumber terkait contoh teks puisi HUT Kemerdekaan RI ke-77 Tahun 2022 yang bisa adik-adik jadikan referensi saat lomba puisi untuk jenjang SD SMP, SMA, yakni:
Baca Juga: Daftar 4 Tersangka Penembakan Brigadir J yang Terancam Hukuman Mati, Siapa Saja? Salah Satunya Ferdy Sambo

1. Pemuda Pahlawan
oleh Riky Fernandes

Gelagat keharuan tercium bagai hewan yang mulai hancur
Waktumu tidak banyak di atas fana
Rapatkan jari-jemari mu agar sampai menuju menara
Bulatkan tekadmu untuk melawan arus kebencian setiap manusia
Kokohkan dua kakimu sampai ke kepala
Tarik tali pelontar kain merah putihmu
Jangan kau sujud di atas tanah itu
Tancapkan saja tiang semangatmu setinggi mungkin
senyummu kian memanis dengan topi jerami berwarna gelap
dan saat itulah kau akan tahu betapa sulitnya hidup
dengan keringat tanpa peduli hari telah mencapai senja

Puisi kemerdekaan karya Taufik Ismail

2. "Larut Malam Suara Sebuah Truk"

Sebuah Laskar truk
Masuk kota Salatiga
Mereka menyanyikan lagu
'Sudah Bebas Negeri Kita'
Di jalan Tuntang seorang anak kecil
Empat tahun terjaga:
'Ibu, akan pulangkah Bapa,
dan membawakan pistol buat saya?'

3. "Kita Adalah Pemilik Sah Republik Ini"

Tidak ada pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Karena berhenti atau mundur
Berarti hancur
Apakah akan kita jual keyakinan kita
Dalam pengabdian tanpa harga
Akan maukah kita duduk satu meja
Dengan para pembunuh tahun yang lalu
Dalam setiap kalimat yang berakhiran
“Duli Tuanku ?”
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus
Kita adalah manusia bermata sayu, yang di tepi jalan
Mengacungkan tangan untuk oplet dan bus yang penuh
Kita adalah berpuluh juta yang bertahun hidup sengsara
Dipukul banjir, gunung api, kutuk dan hama
Dan bertanya-tanya inikah yang namanya merdeka
Kita yang tidak punya kepentingan dengan seribu slogan
Dan seribu pengeras suara yang hampa suara
Tidak ada lagi pilihan lain
Kita harus
Berjalan terus.
(1966)
 
Baca Juga: Dana KJP Plus SD Cair 9 Agustus 2022, Kapan Jadwal SMP-SMA? Ini Bocoran Pencairan dan Cara Cek Nama Penerima

4. "Dengan Puisi Aku"

Dengan puisi aku bernyanyi
Sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta
Berbaur cakrawala
Dengan puisi aku mengenang
Keabadian Yang Akan Datang
Dengan puisi aku menangis
Jarum waktu bila kejam mengiris
Dengan puisi aku mengutuk
Nafas zaman yang busuk
Dengan puisi aku berdoa
Perkenankanlah kiranya

5. "Sebuah Jaket Berlumur Darah"

Sebuah jaket berlumur darah
Kami semua telah menatapmu
Telah pergi duka yang agung
Dalam kepedihan bertahun-tahun.
Sebuah sungai membatasi kita
Di bawah terik matahari Jakarta
Antara kebebasan dan penindasan
Berlapis senjata dan sangkur baja
Akan mundurkah kita sekarang
Seraya mengucapkan ’Selamat tinggal perjuangan’
Berikara setia kepada tirani
Dan mengenakan baju kebesaran sang pelayan?.

Puisi kemerdekaan karya Chairil Anwar

6. "Aku"

Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan akan akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
 
Baca Juga: Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA-SMK di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Batas Akhir Loker 11 Agustus 2022

7. "Karawang Bekasi"

Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi
Tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan berdegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan, dan harapan
Atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang-kenanglah kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Syahrir
Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang-kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi
Yang Terampas Dan Yang Terputus

8. "Diponogoro"

Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
“MAJU”
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
 
 
Berikut  kumpulan twibbon HUT RI Ke-77 yang dilansir dari Seputarlampung.com dari Twibbonize, yakni:

1. Link download Twibbon HUT RI Ke-77
https://www.twibbonize.com/hutri77-2022

2. Link download Twibbon HUT RI Ke-77
https://www.twibbonize.com/dirgahayuindonesia77

3. Link download Twibbon HUT RI Ke-77
https://www.twibbonize.com/hutkemerdekaanri77tahun

Demikian ulasan mengenai pilihan puisi HUT RI ke-77 untuk ide lomba 17 Agustus 2022 Tema Pahlawan Kemerdekaan Indonesia, lengkap dengan link twibbon.***

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x