Walau terdengar sepele, nyatanya bercanda dengan model seperti ini cukup dilarang dalam Islam. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadist:
“Celakalah seseorang yang berbicara dusta untuk membuat orang tertawa, celakalah ia, celakalah ini.” (HR Ahmad (V/5), Abu Dawud (4990), at-Tirmidzi (2315). Lihat Shahîh al-Jâmi’ (7126).
- Bercanda untuk tujuan yang lurus
Adab bercanda menurut Rasulullah selanjutnya ialah bercanda untuk tujuan yang benar.
Maksudnya adalah seseorang bercanda dengan tujuan untuk mencairkan suasana, tidak kaku, menghilangkan kebosanan hingga rasa penat.
Bercanda dengan beberapa tujuan tersebut diperbolehkan.
Namun, apabila tujuannya untuk tertawa terpingkal-pingkal, menakuti orang lain, atau merugikan kehormatan sesamanya, maka bercanda semacam itu dilarang.
Baca Juga: 3 Amalan Ini Konsisten Rasulullah Lakukan Tiap Hari Jumat, Langsung Praktekkan!
- Tidak boleh bercanda dengan melecehkan sekelompok tertentu
Jangankan sebagai tujuan bercanda, bahkan seringkali seseorang secara terus terang akan menggunakan aib sesamanya hanya untuk tujuan membuat tertawa orang lain.
Rasulullah sungguh melarang keras mereka yang bercanda dengan cara tersebut.
Selain itu, Rasulullah juga melarang umatnya untuk menjadikan agama sebagai bahan candaan dan olok-olok.