SEPUTARLAMPUNG.COM – Kalangan anak muda yang berusia 18 hingga 31 tahun, sering merasa dirinya menghadapi situasi Quarter Life Crisis.
Situasi Quarter Life Crisis sering ditandai dengan munculnya rasa takut, resah, dan bimbang akan hidup yang sedang dijalaninya.
Bahkan, banyak orang yang merasa beban kehidupan ini semakin berat saat menghadapi Quarter Life Crisis. Hingga terkadang merasa putus asa dan menyebabkan depresi.
Kondisi yang tiba-tiba dirasakan pada situasi Quarter Life Crisis ini menyebabkan kebingungan dan ketakutan untuk menghadapi kehidupan dan masa depannya.
Apakah Anda termasuk orang yang sedang merasakan kondisi Quarter Life Crisis?
Melalui video YouTube yang diunggah pada 18 Februari 2022 di channelnya, Najwa Shihab mengajak sang abi yang merupakan pendiri pusat studi Al-Quran, Quraish Shihab untuk mengulas masalah tersebut.
Berikut dilansir tim Seputarlampung.com dari YouTube Najwa Shihab, mengenai cara menghadapi situasi Quarter Life Crisis:
Quraish Shihab menjelaskan bagaimana cara menghilangkan atau mengelola rasa khawatir yang kerap datang. Karena pada dasarnya rasa khawatir itu manusiawi. Bahkan, Nabi pun merasa takut.
Namun, ada kiat yang bisa dilakukan untuk mengurangi perasaan tersebut. Kita tidak boleh menghilangkan rasa takut, karena hilangnya rasa takut dapat mengakibatkan ketidak hati-hatian atau kecerobohan.
Pada saat yang sama, manusia tidak perlu membesar besarkan rasa takut. Jadi, jika kita merasa takut, tanyakan pada diri kita, “apa yang ditakuti”.
Harus dicari sebabnya dulu. Ketakutan mungkin bisa disebabkan oleh banyak hal, misalnya karena takut gagal. Kita bisa mencontoh semut yang memikul jauh lebih besar dari badannya. Sekian kali jatuh, jatuh, jatuh, dan berhasil.
Quraish Shihab juga menuturkan sebuah kisah, yang dapat menjadi gambaran dan motivasi, mengenai sosok ulama bernama Ibnu Hajar.
Ibnu Hajar gagal di sekolahnya. Suatu ketika Ia ke sungai, lalu melihat tetesan air sedikit demi sedikit menimpa batu. Ia sadar apabila dia seperti itu, dia bisa berhasil.
Jadi ketika timbul rasa takut, cari penyebabnya, jangan terlalu dibesar-besarkan rasa takut itu padahal belum terjadi. Ada kemungkinan, malah hal itu tidak terjadi.
“Kalau Anda merasa takut tentang sesuatu yang akan terjadi. Rasa takut itu akan lebih besar dan berbahaya dampaknya daripada ketakutan itu bila terjadi,” kata Quraish Shihab berpesan.
Disinilah peranan optimisme, kembali kepada tuhan. Apalagi jika ketakutan itu tidak bisa dihindari. Misalnya takut tidak sehat ketika sudah berumur, karena itu adalah resiko usia panjang. Maka untuk itu, agama berkata “Kaitkan dirimu pada Tuhan”.
Ada sebuah doa untuk menghadapi rasa takut tersebut, “Ya Allah, kalau memang ketetapan-Mu harus terjadi (kejadian yang tidak menyenangkan). Maka biarlah aku terjatuh. Tapi, mohon kiranya aku terjatuh di tumpukan Jerami.” (Tetap jatuh, tapi tidak terluka.)
Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Singkat 13 Januari 2023, Tema: Berbuat Ikhlas yang Mudah Dipahami Jamaah
Begitu putus optimisme, hidup ini tidak akan ada artinya lagi.
Selain itu, jangan pernah tidak menoleransi diri. Ada orang yang ketika sudah gagal, dia akan merasa seperti, “memang saya ini nggak benar” atau “memang saya ini tidak berhasil”.
Contoh tidak menoleransi diri sendiri juga dapat terjadi ketika ingin lulus cumlaude, tiba-tiba ternyata lulusnya hanya cukup. Kemudian langsung down, rendah diri, dan putus asa.
“Toleransi dirimu, sekian banyak orang sepertimu yang gagal kemudian ia berhasil,” kata Quraish Shihab mengingatkan.
Kita seringkali menoleransi orang lain. Padahal salah satu syarat lahirnya toleransi kepada orang lain, adalah kamu harus menoleransi dirimu sendiri.
Semua orang bisa gagal, toleransi dirimu. Jadikan itu pecut supaya bisa lebih berhasil. Itu cara yang diajarkan agama supaya kita tidak mengidap rasa takut dan keresahan yang berlebihan.
Apalagi dalam Al Quran ada ayat yang berbunyi, “Setiap Kesulitan, ada dua kemudahan,” yang penting kita cari.
Kalau Anda tidak mencari dan berdiam, kemudahan itu tidak akan didapat. Buktinya, banyak orang yang baru berhasil setelah usia lanjut, dan setelah jatuh berkali-kali.
Masing-masing dengan upayanya plus bantuan Tuhan. Jadi jangan pernah pesimis dalam hidup. Apalagi jika masih muda. Tidak ada orang yang sampai ke puncak secara langsung. Sebelum sampai ke puncak, pasti dia ada di lereng gunung.
“Insya Allah pada setiap kesulitan, pasti ada dua kemudahan. Asal dicari,” ucap Najwa Shihab, menutup pembahasannya dengan sang Abi.
Demikian pesan Quraish Shihab untuk anak muda yang sedang menghadapi Quarter Life Crisis.***