Dilansir dari laman DPMPTSP Provinsi Jawa Tengah, Pelabuhan Tanjung Emas diketahui sudah berkembang sejak abad ke-16 menurut catatan sejarah.
Pemerintah Kolonial Belanda yang ingin menjadikan Kota Semarang sebagai Kota Pelabuhan dan Dagang, lantas mengembangkan pelabuhan ini sebagai prasarana ekspor hasil bumi, terutama gula.
Hingga menjelang abad ke-19, Jawa dikenal sebagai penghasil gula nomor dua di dunia setelah Kuba.
Selain itu, di area Pelabuhan Tanjung Emas juga terdapat Mercusuar Willem 3 yang merupakan satu-satunya Mercusuar di Jawa Tengah yang dibangun pada tahun 1884 oleh Kolonial Belanda.
Sejak tahun 1985, Pelabuhan Tanjung Emas dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Persero, hingga saat ini.
Pelabuhan Tanjung Emas kini menunjang berbagai kegiatan, mulai dari melayani kapal antar pulau hingga kapal internasional.
Pelabuhan Tanjung Emas merupakan pelabuhan terbesar di Provinsi Jawa Tengah sekaligus yang ketiga di Pulau Jawa setelah Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak.
Ada sejumlah fasilitas yang ada di Pelabuhan Tanjung Emas, di antaranya Pemecah Gelombang, Alur Pelayaran, Kolam Pelabuhan, Dermaga, Fender, Gudang, hingga Terminal seluas 3000 m².