Kumpulan Teks Pidato Sambutan Harlah 1 Abad NU untuk Peringatan Hari Lahir Nahdlatul Ulama, 31 Januari 2023

- 30 Januari 2023, 20:45 WIB
Teks Pidato Sambutan Harlah 1 Abad NU untuk Peringatan Hari Lahir Nahdlatul Ulama, 31 Januari 2023
Teks Pidato Sambutan Harlah 1 Abad NU untuk Peringatan Hari Lahir Nahdlatul Ulama, 31 Januari 2023 / Tangkap Layar Laman Twibbonize

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله والحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله سيدنا محمد ابن عبد الله وعلى اله واصحابه ومن تبع سنته وجماعته من يومنا هذا الى يوم النهضة، اما بعد.

Nahdlatul Ulama (NU) didirikan di Surabaya pada 16 Rajab 1344 H, bertepatan dengan tanggal 31 Januari 1926 M. Berdasarkan ketentuan organisasi, hari lahir NU ditetapkan berdasarkan kalender hijriyah, yang tahun ini bertepatan dengan tanggal 28 Februari 2021 M.

Rangkaian peringatan hari lahir NU akan dimulai pada 31 Januari 2021 dan puncaknya akan digelar pada 16 Rajab 1442/28 Februari 2021 M. Berdasarkan kalender miladiah, NU telah menginjak usia 95 tahun masehi dan usia 98 tahun menurut kalender hijriah. Beberapa tahun lagi NU berusia seabad.

Baca Juga: Set Top Box (STB) Meledak dan Sebabkan Kebakaran di Jakarta Utara, Simak Tips Membeli STB Resmi dari Kominfo

Banyak hal yang telah dilalui NU sebagai ormas sosial keagamaan, sebagai partai politik, dan kembali ke khittah sebagai jam’iyah dîniyah ijtimâ’iyah. Berbagai peran yang dimainkan NU, baik sebagai kekuatan civil society maupun partai politik, tak lepas dari wujud komitmen NU dalam memikul tanggung jawab ganda, yaitu tanggung jawab keagamaan (masûilyah dîniyah) dan tanggung jawab kebangsaan (masûilyah wathaniyah).

Tanggung jawab keagamaan NU tertuang dalam usaha melaksanakan dan mendakwahkan Islam Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyah berdasarkan prinsip tawassuth (moderat), tawâzun (proporsional), tasâmuh (toleran), i’tidâl (adil), dan iqtishâd (wajar) dalam rangka amar ma’ruf nahi munkar. Tanggung jawab kebangsaan NU dituangkan dalam perjuangan tiada henti untuk mengawal tegaknya NKRI sebagai mu’âhadah wathaniyah (konsensus kebangsaan) yang final dan mengikat.

Sebagai penjelmaan dari roh keagamaan dan kebangsaan, NKRI berdasarkan Pancasila adalah titik temu terbaik dari nilai-nilai agama dan negara. Pancasila bukan pengganti syariat Islam, tetapi syariat Islam bisa dilaksanakan dalam naungan Pancasila.

Pancasila juga menjamin setiap pemeluk agama lain untuk menjalankan keyakinannya. Nasionalisme bukan ideologi yang mengganti kesetiaan kepada agama dengan kesetiaan kepada negara, karena kesetiaan kepada negara justru bagian dari kesetiaan kepada agama. Inilah makna dari ungkapan حب الوطن من الإيمان. Syariat Islam menuntut ketaatan kepada ulil amri dan menentang keras bughat kepada otoritas dan kepemimpinan politik yang sah.

NU berkomitmen mengawal terus tegaknya konsensus dasar ini sebagai basis penyelenggaraan kehidupan sosial kebangsaan. Di tengah ancaman krisis kesehatan dan krisis ekonomi, nasionalisme religius adalah jangkar untuk mengatasi berbagai potensi disintegrasi akibat SARA dan kesenjangan ekonomi. Seluruh komponen bangsa diharapkan gotong royong mengatasi pandemi, bahu-membahu menyokong kaum miskin dan papa yang paling berdampak secara ekonomi, dan berhenti mengoyak persatuan dengan narasi kebencian, hoaks, fitnah, dan insinuasi.

NU berharap masyarakat bijak dengan menggunakan media sosial sebagai instrumen merajut silaturahmi, menganyam persatuan, dan alat menyebarkan kebaikan dengan ilmu dan informasi yang bermanfaat. Saring sebelum sharing, posting yang penting jangan yang penting posting. Ranah digital harus menjadi panggung dakwah bil hikmah wal mauidhatil hasanah. Tidak ada artinya konten-konten digital yang diproduksi kecuali dalam rangka mengajak kebaikan dan rekonsiliasi. Al-Qur’an menegaskan:

Halaman:

Editor: Ririn Handayani


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x