Pada awalnya ia mengabdikan diri di Jakarta, kemudian dipindahkan ke Pontianak.
Pada masa kependudukan Jepang ia turut merawat kaum perempuan korban kekerasan seksual tentara Jepang.
dr. Rubini mulai mengadakan konsolidasi para aktivis dan sejumlah tokoh pejuang untuk melakukan perlawanan pada Desember 1943. Namun rencana ini diketahui Jepang dan akhirnya ia bersama istrinya serta sejumlah tokoh yang terlibat diciduk oleh Jepang dan dibantai dengan sadis pada 28 Juni 1984 di daerah Mondor. Kemudian peristiwa pembantaian ini dikenal sebagai tragedi mondor.
Untuk menghargai jasa dan dedikasi rubini kepada bangsa dan negara, maka namanya diabadikan menjadi nama Rumah Sakit Daerah Kabupaten Mempawah Kalimantan Barat, nama jalan di Mempawah, Kota Pontianak dan Kota Bandung.
Demikian kisah perjuangan dua dokter yang diberikan anugerah pahlawan nasional oleh pemerintah pada Hari Pahlawan tahun 2022.*** (Arqo Suci Nurhalussia)