SEPUTAR LAMPUNG - Berkaca pada libur cuti bersama pada akhir Oktober lalu yang diikuti dengan pertambahan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di pertengahan November, semua pihak jadi lebih waspada pada liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) kali ini.
Dari sisi pemerintah selaku pembuat kebijakan, libur akhir tahun yang semula 11 hari dipangkas jadi 8 hari.
Lalu, meski dikeluarkan di injury time, pemerintah juga mengeluarkan kewajiban rapid test antigen untuk warga yang akan bepergian ke sejumlah daerah tertentu.
Beberapa daerah juga mewajibkan pendatang untuk melakukan isolasi mandiri saat berkunjung ke daerahnya.
Baca Juga: Awas Spoiler! Sinopsis True Beauty Episode 6, Terkuak Kisah Kelam Su Ho dan Seo Joon
Berbagai kebijakan ini diambil untuk menekan penyebaran virus corona yang semakin masif dalam beberapa waktu terakhir.
Tak hanya pemerintah, kalangan akademis juga ikut andil untuk menyumbangkan pikiran dalam rangka menghadapi lonjakan kasus Covid-19 karena libur Nataru.
Para akademisi Universitas Indonesia (UI) yang tergabung dalam Tim Sinergi Mahadata menyampaikan hasil penelitian dan memberikan 17 rekomendasi dalam menghadapi potensi lonjakan kasus COVID-19 akibat libur akhir tahun.
"Pesan utama yang disampaikan oleh Tim Sinergi Mahadata UI Tanggap COVID-19 adalah agar masyarakat bersama-sama menjaga supaya tidak terjadi peningkatan kasus pada liburan akhir tahun," kata Wakil Ketua Tim Sinergi Mahadata UI dan Peneliti Kluster Medical Technology FKUI dr. Damar Susilaradeya, MRes, Ph.D dalam keterangannya, sebagaimana dilansir dari ANTARA pada Jumat, 25 Desember 2020.