ACT Mengaku Jual Mobil Mewah untuk Operasional hingga Pangkas Gaji para Petingginya

5 Juli 2022, 18:00 WIB
ACT Mengaku Jual Mobil Mewah untuk Operasional hingga Pangkas Gaji para Petingginya /Pixabay/mohamed_hassan/

SEPUTARLAMPUNG.COM - Pihak Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengaku telah memangkas besaran gaji serta menjual mobil operasional bagi para petingginya dalam upaya pembenahan dan restrukturisasi organisasi sejak Januari 2022.

Proses restrukturisasi ini disampaikan oleh Presiden ACT Ibnu Khajar. Dia mengklaim bahwa restrukturisasi ini merupakan kesadaran kolektif untuk memperbaiki kondisi lembaga dengan masukan dari seluruh cabang.

"Kami melakukan evaluasi secara mendasar," ujar Presiden ACT Ibnu Khajar seperti yang dikutip dari Antara pada Selasa, 5 Juli 2022.

Baca Juga: Tanggal Berapa Hujan Meteor Piscis Austrinid, Delta Aquarrid, dan Alfa Capricornid di Bulan Juli 2022?

Seperti diketahui, ACT dikabarkan melakukan penyelewengan dana. Besaran gaji para petinggi organisasi filantropi itu menjadi salah satu hal yang membuat masyarakat mempertanyakan kredibilitas organisasi tersebut.

Disebutkan bahwa bahwa gaji Ketua Dewan Pembina ACT menerima gaji sekitar Rp250 juta.

Sedangkan pejabat di bawahnya seperti Senior Vice Presiden menerima sekitar Rp150 juta, Vice Presiden Rp80 juta, direktur eksekutif Rp50 juta, dan direktur Rp30 juta per bulannya.

Ibnu sendiri menampik bahwa gaji yang diterima oleh para petinggi ACT sebesar itu. Meski demikian, dia tidak menyebutkan berapa besaran asli gaji yang diterima oleh para petinggi ACT.

Dia hanya menyampaikan bahwa sudah dilakukan pemotongan gaji bagi para petinggi organisasi kemanusiaan tersebut mulai 50 persen hingga 70 persen dari besaran gaji sebelumnya sejak pergantian pimpinan pada 11 Januari 2022.

Baca Juga: Rekrutmen CPNS dan PPPK 2022 Dibuka untuk 1 Juta Lebih Posisi, Ini Daftar Formasi yang Dibutuhkan

Sementara perihal penggunaan dana umat untuk operasional ACT, Ibnu mengklaim bahwa organisasinya mencomot 13,7 persen dari dana yang berhasil dihimpun.

Menurutnya, berdasarkan syariat lembaga zakat memperbolehkan mengambil seperdelapan atau 12,5 persennya untuk operasional.

"Lantas mengapa mengambil 13,7 persen? Karena yang kami kelola bukan lembaga zakat, apalagi yang dikelola adalah dari donasi umum ada dari masyarakat, CSR, sedekah dan ada kerja sama dengan amal zakat," kata dia.

Menurut dia, tingginya alokasi dana operasional itu untuk menutupi distribusi program. Sebab, ACT memiliki 78 cabang dan perwakilan di lebih dari 47 negara.

Adapun terkait mobil mewah berupa Alphard, CR-V, hingga Pajero Sport, Ibnu mengatakan pihaknya telah menjual mobil-mobil tersebut.

Selain itu, menurutnya mobil-mobil tersebut digunakan untuk keperluan operasional bukan untuk mobil dinas petinggi ACT.

Contohnya saja, mobil Alphard yang digunakan ACT dipakai untuk memuliakan tamu karena mobil tersebut digunakan untuk menjemput tamu ustaz dan tokoh masyarakat dari bandara.

Baca Juga: Indonesia vs Thailand Tayang Jam Berapa? Berikut Informasi dan Link Live Streaming Piala AFF U-19 2022

"Kendaraan ini lebih maksimal untuk tamu-tamu kehormatan kami," kata dia.

Ia menjelaskan perihal mobil Pajero Sport dan yang lainnya, kendaraan ini pernah untuk operasional petugas ACT.

Pasalnya, ACT yang bergerak di bidang kemanusiaan dan kebencanaan memerlukan kendaraan yang memadai untuk menerobos daerah yang sulit.

"Jadi, mobil itu bukan untuk mewah-mewahan," kata Ibnu.

Kini, kata Ibnu, semua mobil mewah itu telah dijual untuk menutupi operasional sukarelawan dan program ACT.

Ibnu mengaku untuk level ketua yayasan seperti dirinya menggunakan kendaraan berupa Innova. Jabatan direktur serta vice presiden yang tak lagi mendapat keistimewaan.

"Untuk level ketua yayasan seperti saya, menggunakan kendaraan Innova lama, ini pun mobil sewaan. Untuk beberapa direktur vice presiden kami berikan operasional bukan pribadi, melainkan untuk pekerjaan lembaga berupa Avanza atau Xpander, bukan inventaris lembaga, melainkan masih ke penyedia vendor-vendor," kata dia.

Dia kembali menegaskan bahwa ACT telah berbenah yang ditandai dengan pergantian pimpinan.

"Pasca-pergantian pimpinan maka saya mewakili ACT menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat. Kami tidak menutup mata ada permasalahan di dalam lembaga," tandasnya.***

Editor: Ririn Handayani

Tags

Terkini

Terpopuler