Habib Rizieq Kian Dekat ke Posisi Capres, Ini Skenario yang Mungkin Dilakukan Megawati

29 November 2020, 20:12 WIB
Habib Rizieq Shihab. /MUHAMMAD IQBAL/ANTARA

SEPUTAR LAMPUNG - Habib Rizieq Shihab (HRS) masih terus menjadi pembicaraan publik.

Usai kedatangannya yang menyedot banyak massa, lalu kontroversi kerumunan di berbagai acaranya hingga langkah hukum yang akan diambil oleh Bupati Bogor Bima Arya karena ketidakterbukaan HRS akan hasil swab tesnya.

Selain sejumlah polemik di atas, ternyata elektabilitas HRS dalam sejumlah survei capres 2024 cukup mengejutkan.

Hal ini tentu saja membuat sosok HRS kian menjadi sorotan. Dikabarkan sejumlah partai politik yang merasa sefrekuensi mulai melirik Imam Besar FPI tersebut.

Baca Juga: Indonesia Punya Kalung Anti Corona, Warga Kamboja Gunakan Orang-orangan Sawah untuk Tangkal Covid-19

Lain halnya dengan partai politik yang agak berseberangan. Beberapa di antaranya bisa saja telah menyiapkan sejumlah strategi jika HRS benar-benar maju dalam bursa Capres 2024.

Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun mengungkapkan ada skenario besar dari Megawati Soekarnoputri dalam Pilpres 2024 mendatang.

Menurut Refly, kemungkinan besar Megawati tidak akan mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden dalam kontestasi tersebut.

Artikel ini sebelumnya telah tayang di Jurnalpresisi.com dengan judul "Blak-blakan Skenario Besar Pilpres 2024, Megawati Pasangkan Puan Maharani dengan Prabowo Subianto".

Hal ini diungkapkan oleh Refly Harun dalam kanal YouTube pribadinya bertajuk ‘Habib Rizieq Mencelat!! Langsung 4 Besar Capres 2024’ pada Kamis, 26 November 2020.

Refly mengatakan tujuh partai yang tidak tergabung dalam parlemen saat ini (PBB, PKPI, Berkarya, Garuda, PSI, Perindo, dan Hanura) dapat ikut dalam Pilpres mendatang kalau basisnya suara.

Baca Juga: Dirombak Besaran-besaran, Benarkah Gaji PNS Tidak Lagi Ditentukan Pangkat dan Golongan?

Menurutnya, sekarang hanya PDIP dan partai lain perlu berkoalisi seperti Gerindra yang menurutnya cukup satu teman koalisi, Golkar juga cukup ambil satu teman koalisi, maka akan muncul tiga calon yang diusung kalau mereka ketiganya mencalonkan seorang menjadi presiden.

“Kalau Gerindra sudah pasti Prabowo, kalau Prabowo berniat mencalonkan diri. Tapi PDIP belum tentu Ganjar Pranowo, tergantung posisi terakhir PDIP dan Ganjar. Apakah Ganjar masih bisa dicalonkan presiden, atau beliau harus mengalah dengan Puan Maharani,” ujar Refly Harun dikutip Jurnal Presisi pada Minggu, 29 November 2020.

Lebih lanjut, Refly mengatakan sekenario Megawati akan memasangkan Puan Maharani dengan Prabowo Subianto jika dilihat dari spektrum politik.

“Karena ada skenario, Megawati tidak akan mengajukan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden, tetapi memasangkan Puan Maharani dengan Prabowo Subianto. Nah itu dari spektrum politik, seperti itu. Mereka itu sama-sama kiri luar, sama-sama partai nasionalis,” ungkap Refly.

Baca Juga: Seleksi PPPK Dibuka Massal pada 2021! Simak Syarat, Gaji, dan Kelebihan Lainnya di Sini

Tak hanya itu, Refly menyebutkan kerjasama demikian sudah terjalin sejak 2009 silam lantaran kesamaan ideologi.

“Jadi kerjasama itu sesungguhnya sudah terjalin sejak 2009, nah sekarang mereka bersatu lagi dalam kabinet. Jadi tidak ada yang namanya konflik ideologi antara Gerindra dan PDIP sesungguhnya, ideologinya sama,” imbuhnya.

Namun menurutnya, ketika elektabilitas Ganjar tinggi seperti Jokowi menjadi nomor satu, bisa saja Ganjar dicalonkan menjadi presiden dan Megawati mengalah untuk membiarkan.

“Tetapi kalau berbicara to be number one, nah ini berbeda. Kalau nanti Ganjar elektabilitasnya seperti Presiden Jokowi, nomor satu ya bisa saja. Megawati yang menyerah, mengalah, membiarkan Ganjar Pranowo yang menjadi calon presiden,” jelas Refly.

“Dan bisa jadi berhadapan dengan Prabowo Subianto, atau Prabowo jadi wakil presiden. Tapi kita tidak tahu, yang jelas PDIP sudah aman Gerindra sudah hampir pasti,” tukasnya.***(Jazila Nailatunni'mah/Jurnal Presisi)

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Jurnal Presisi

Tags

Terkini

Terpopuler