Teks Khutbah Jumat Spesial Bulan Muharram Edisi 21 Juli 2023 dengan Tema Bimbingan Ulama Saat Terjadi Fitnah

- 15 Juli 2023, 19:00 WIB
Khutbah Jumat edisi 21 Juli 2023 dengan tema Bimbingan Ulama Saat Terjadi Fitnah.
Khutbah Jumat edisi 21 Juli 2023 dengan tema Bimbingan Ulama Saat Terjadi Fitnah. /Musa Zanoun/ Pexels

Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”.” (QS. Al-Baqarah[2]: 219)

Walaupun di sana ada manfaat, tapi ketika di sana ada mudharat yang jauh lebih besar, maka itu dilarang. Oleh karena itulah, di zaman yang penuh fitnah ini penting sekali kita untuk menuntut ilmu Allah Subhanahu wa Ta’ala. Betul-betul kita menyikapi berbagai macam perkara dengan ilmu. Bukan dengan semangat, kemarahan, atau dengan emosi yang membabi buta. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

‎إنكم أصبحتم في زمان كثير فقهاؤه، قليل خطباؤه، قليل سؤاله، كثير معطوه، العمل فيه خير من العلم، وسيأتي زمان قليل فقهاؤه، كثير خطباؤه، كثير سؤاله، قليل معطوه، العلم فيه خير من العمل (أخرجه الطبراني في”المعجم الكبير”وفي “مسند الشاميين “) (2/ 221/1225) .

“Kalian wahai para sahabat, hidup di suatu zaman yang ulamanya banyak dan penceramahnya sedikit, yang memberinya banyak dan yang meminta-mintanya sedikit. Dan beramal di zaman itu lebih baik dari pada berilmu. Akan datang suatu zaman yang banyak penceramahnya dan sedikit ulamanya, banyak yang meminta-minta tapi sedikit yang memberi. Ilmu pada zaman itu lebih baik dari pada beramal.” (HR. Ath Thabrani)[1]

Artinya menuntut ilmu di zaman itu sangat besar pahalanya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mengapa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di akhir zaman yang penuh fitnah menekankan agar kita menuntut ilmu? Karena zaman itu zaman penuh fitnah. Maka seakan-akan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membimbing kita untuk jangan menghukumi sesuatu dengan perasaan belaka atau dengan kemarahan dan emosi belaka. Akan tetapi semuanya harus dengan ilmu, dengan ulama. Semuanya harus mempertimbangkan antara maslahat dan mudharat.

Baca Juga: Unesa Masih Buka 2 Jalur Seleksi Mandiri, Calon Mahasiswa Simak Jadwal dan Syarat Daftarnya

Namun terkadang ketika emosi dan kemarahan itu telah meledak-ledak, seringkali fatwa para ulama pun dibuang. Seringkali melecehkan para ulama. Seribu nasihat pun tidak akan pernah didengar. Laa haula wa laa quwwata illa billah.

2. Menghindari mudharat yang besar

Yang kedua, kita berusaha di zaman yang penuh fitnah seperti ini untuk mempunyai sifat tabayyun. Jangan mudah terpancing oleh isu-isu dan berita-berita. Hendaknya periksa dulu semuanya dengan teliti. Kemudian tidak setiap berita bisa kita sebarkan kepada setiap orang. Tidak demikian. Lihatlah Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kepada kita pelajaran bagaimana menerima berita dan bagaimana men-share atau menyebarkan. Adapun menerima berita, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;

‎يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

Halaman:

Editor: Dzikri Abdi Setia

Sumber: Ngaji.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah