Teks Khutbah Jumat Terbaru Bulan Muharram 1445 H 2023, Tema: Keutamaan Puasa Asyura

- 6 Juli 2023, 11:00 WIB
Teks khutbah Jumat terbaru Bulan Muharram 1445 H 2023 dengan tema tentang keutamaan Puasa Asyura.
Teks khutbah Jumat terbaru Bulan Muharram 1445 H 2023 dengan tema tentang keutamaan Puasa Asyura. /Konevi/Pexels

SEPUTARLAMPUNG.COM – Inilah teks khutbah jumat terbaru Bulan Muharram 1445 H 2023, dengan tema Keutamaan Puasa Asyura.

Teks khutbah terbaru Bulan Muharram 1445 H 2023 dengan mengangkat tema tentang Keutamaan Puasa Asyura ini merupakan naskah yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Mengingat tak lama lagi adalah Bulan Muharram 1445 H 2023, sehingga penting untuk menyampaikan apa Keutamaan Puasa Asyura pada umat muslim, yang bisa disampaikan saat khutbah Jumat.

Inilah isi naskah khutbah Jumat tentang keutamaan Puasa Asyura di Bulan Muharram 1445 H 2023.

Baca Juga: Selain Baca Al-Kahfi, Ini 2 Surah Lain yang Dibaca dan 7 Sunnah untuk Dikerjakan pada Hari Jumat

Khutbah Pertama

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره, ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له, ومن يضلل فلا هادي له, وأشهد ألا إله إلا الله وحده لا شريك له, وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلى الله وسلم عليه وعلى آله وصحبه وتبعينا لهم بإحسان إلى يوم الدين و سلم تسلم كتير أما بعد.

Ma’asyiral Muslimin,

Insya Allah kita akan menemui yaumul Asyura di bulan Juli tahun 2023 ini. mengapa dinamakan  dengan yaumul Asyura? Karena dia adalah hari yang ke-10 dari bulan Muharram, di mana di hari tersebut kita disunnahkan untuk melakukan Puasa Asyura.

Rasulullah SAW bersabda:

صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

“Berpuasa di hari Asy-Syura, aku berharap kepada Allah semoga Allah mengampuni dosa yang dilakukan selama setahun yang lalu.” (HR. Muslim No. 1162).

 Baca Juga: Apa Hukum Puasa Asyura Tanpa Puasa Tasua pada Bulan Muharram? Simak Penjelasan dari Buya Yahya Ini

Hikmah disyariatkan puasa di hari Asyura disebutkan di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan juga Imam Muslim.

Dari Abdullah Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhumaa,

قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ فَرَأَى الْيَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ مَا هَذَا قَالُوا هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّه بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوسَى شُكْرًا قَالَ فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ نَحْنُ نَصُوْمُهُ تَعْظِيْمًا لَهُ

Nabi SAW mendatangi kota Madinah (berhijrah) dan melihat orang-orang Yahudi berpuasa di hari Asyura. Kemudian beliau bertanya, “Apa ini?” (maksudnya, apa puasa yang sedang kalian lakukan?).

Kemudian mereka mengatakan, “Ini adalah hari yang baik, hari di mana Allāh menyelamatkan Bani Israil dari musuh-musuh mereka yaitu Fir’aun. Maka Musa ‘alayhissallām berpuasa pada hari ini sebagai bentuk rasa syukur beliau kepada Allāh.”

Baca Juga: Puasa Tasu’a dan Asyura Bulan Muharram 1445 H Tanggal Berapa? Ini Bacaan Niat dan Doa Buka Puasanya

Maka Nabi Muhammad SAW ketika mendengar jawaban dari orang-orang Yahudi, beliau mengatakan, “Aku lebih berhak terhadap Musa dari pada kalian.”

Maka Nabi SAW berpuasa di tanggal 10 Muharram dan memerintahkan manusia untuk melakukan puasa tersebut.

Hukum Puasa Asyura

Hukum melakukan Puasa Asyura adalah mustahab, bukan sebuah kewajiban. Namun, meskipun puasa ini adalah sunnah, tapi banyak kalangan ulama dan umat muslim yang bersemangat untuk melakukan Puasa Asyura.

Khutbah Jumat Kedua

الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله، وحده  لا شريك له تعظيماً لشأنه، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، صلى الله عليه وعلى آله وأصحبه و أخوان وسلم تسليمًا كثيرًا أما بعد

فقال الله ﷻ: يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Baca Juga: Kapan 1 Muharram 1445 H Tahun Baru Islam 2023? Ini 8 Amalannya, Salah Satunya Bisa Hapus Dosa 1 Tahun Lalu

Nabi Muhammad SAW ketika beliau berpuasa selama beberapa tahun di kota Madinah dan melakukan Puasa Asyura, saat itu beliau melakukan puasa di hari Asyura satu hari saja yaitu pada tanggal 10 Muharram.

Abdullah Ibnu Abbas radhiyallāhu ‘anhumaa menceritakan dalam sebuah hadits tentang Puasa Asyura.

صَامَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ الهِع صَلَّى الهُت عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Ketika Rasulullah SAW berpuasa di hari Asyura dan memerintahkan manusia untuk berpuasa pada hari Asyura, mengatakan, “Sesungguhnya hari ini (hari Asyura) adalah hari yang diagungkan oleh orang Yahudi dan Nashrani.”

Orang Quraisy berpuasa pada hari Asy-Syura, orang Yahudi, dan Nashrani juga demikian. Menunjukkan tentang keutamaan hari ini.

Baca Juga: Lowongan Kerja di PT Cipta Nindita Nusapala untuk Lulusan D3, Posisi Apa yang Tersedia? Cek Infonya di Sini

Selanjutnya Nabi Muhammda SAW mengatakan,

فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ

“Kalau kita menemui tahun depan insya Allah kita akan berpuasa pada tanggal 9 Muharram.” (HR. Muslim)

Maksudnya berpuasa di tanggal 9 dan 10 Muharram.

Dalam riwayat yang lain, beliau mengatakan,

لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِلٍ لأَصُومَنَّ التَّاسِعَ

“Kalau tahun depan aku masih hidup maka aku akan berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram.” (HR. Muslim)

Hadirin Jamaah sholat Jumat yang dimuliakan Allah SWT,

Ada sebagian kaum muslimin di malam Asyura mereka menghidupkan malam ini dengan berbagai ibadah. Ketika shalat Shubuh di hari Asyura mereka mengkhususkan membaca ayat-ayat yang di situ menyebutkan tentang Nabi Musa ‘alaihissalam.

Mungkin maksud mereka ingin mengingat kembali bagaimana dahulu Allah Subhanahu wa Ta’ala memenangkan Nabi Musa ‘alaihissalam dan Allah SWT menenggelamkan Fir’aun. Dan ini tidak ada dalilnya.

Sebagian kelompok sesat, mereka menjadikan hari Asyura sebagai hari bela sungkawa/hari bersedih. Karena di hari tersebut telah meninggal (terbunuh) cucu Nabi SAW, yaitu Husain. Dan mereka adalah orang-orang yang sangat ghuluw dan berlebihan terhadap Husain.

Sehingga di hari Asyura mereka melakukan penyiksaan terhadap diri mereka sendiri. Memukul dan melukai diri mereka sendiri. Maka ini juga tidak ada dalilnya di dalam syariat Rasulullah SAW.

Dan sebaliknya, ada sebagian aliran yang mereka bertolak belakang dengan aliran yang pertama. Mereka menjadikan hari Asyura ini sebagai hari raya.

Sehingga mereka membeli baju baru serta meluaskan makanan dan juga minuman karena mereka bergembira dengan meninggalnya Husain bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.

Tentunya ini adalah perkara yang tidak ada dalilnya di dalam agama kita. Alhamdulillāh, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah SAW.

Demikian isi naskah khutbah Jumat terbaru di Bulan Muharram 1445 H 2023 yang mengulas tentang keutamaan melaksanakan Puasa Asyura.***

Editor: Dzikri Abdi Setia

Sumber: Ngaji.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah