Di muka bumi ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan;
۞ وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا﴿هود : ۶﴾
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya,” (QS. Hud[11]: 6)
Kita jangan bingung. Mau di-PHK ataupun usaha kita harus tutup, rezeki kita itu bukan di kantor tempat kita bekerja. Bukan pula di pasar tempat kita membuka usaha. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَفِى السَّمَاۤءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوْعَدُوْنَ ﴿الذاريات : ۲۲﴾
“Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu.” (QS. Az-Zariyat[51]: 22)
Rezeki dan Ajal Telah Tercatat
Jauh sebelum kita lahir di muka bumi ini, tatkala kita berumur 120 hari, kita tidak bisa berbuat apa-apa. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ
“Kemudian seorang Malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan diperintahkan untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya.” (HR. Bukhari dan Muslim)