Khutbah Jumat 26 Mei 2023 Terbaru, Singkat, dan Mudah Dihafal, Tema: Mencari Harta yang Halal dan Berkah

- 25 Mei 2023, 10:40 WIB
Khutbah Jumat terbaru 26 Mei 2023 yang singkat dan mudah dipahami, tema: Harta yang Halal dan Berkah dalam Pandangan Islam.
Khutbah Jumat terbaru 26 Mei 2023 yang singkat dan mudah dipahami, tema: Harta yang Halal dan Berkah dalam Pandangan Islam. /Michael Steinberg/pexels.com

Pada ayat yang lain Allah SWT berfirman:

وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ

“Dan belanjakanlah kepada salah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di Antara kamu, lalu ia berkata : Yaa Rabb ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh ?” (al- Munafiqun 10).

Ayat di atas menegaskan bahwa semua harta dan kekayaan yang dimiliki manusia sekadar titipan pemberian Allah kepada manusia. Para hartawan hanyalah pengelola yang mengatur (me-manage) dan membelanjakannya sesuai ketentuan Allah semata. “We are not absolute owner of our wealth but we are merely agent of trust or temporary manager”.

Baca Juga: Naskah Khutbah Jumat Terbaru Edisi 2 Juni 2023 dengan Tema Memanfaatkan Umur untuk Beribadah

Rasulullah adalah contoh terbaik umat Islam dalam menjalankan bisnis. Beliau memulai bisnis sejak masa kanak-kanak hingga menjadi pengusaha yang sukses di usia muda. Dalam kiprahnya sebagai pengusaha, Rasulullah mengingatkan umatnya dalam mensikapi harta kekayaan secara positif serta berhati hati:

  1. Harta merupakah titipan (amanah) dari Allah SWT yang pada suatu hari nanti akan diminta pertanggungjawabannya.
  2. Harta sebagai perhiasan hidup yang memungkinkan manusia bisa menikmatinya dengan baik dan tidak berlebih-lebihan. Tetapi sebagai perhiasan hidup, keberadaan harta sering menyebabkan seseorang menjadi angkuh, sombong serta membanggakan diri. (al-Alaq 6-7).
  3. Harta sebagai ujian keimanan. Itu terkait dengan cara mendapatkan dan memanfaatkannya, apakah sesuai dengan ajaran Islam atau tidak. (al-Anfal 28).
  4. Harta sebagai bekal ibadah: untuk melaksanakan perintah Nya dan bermuamalah dengan sesama manusia melalui kegiatan zakat, infak dan sedekah. (Ali Imran 133-134).

Hidup mapan (life wealth) dan bahagia (happiness) adalah dambaan semua orang, dan ini dibenarkan dalam Islam. Bahkan dianjurkan, sebab dalam mengembangkan agama melalui jalan dakwah tidak sedikit biaya atau dana yang dibutuhkan.

Dari dana zakat, infak, dan sedekah inilah perjalanan dan pengembangan dakwah Islam akan terdukung, dan itu bersumber dari orang-orang Muslim yang sukses secara ekonomi.

Kebahagiaan memang bukanlah bersumber dari berlimpahnya harta semata, namun dengan harta berlebih yang kita miliki, kita mampu berbuat banyak untuk umat dan agama Allah ini, kita dapat berbagi kebahagiaan dengan orang-orang sekitar yang kurang beruntung secara finansial.

Dengan kelebihan harta yang kita miliki “banyak” peluang berjuang untuk mencari ridha Allah dan “membeli” surga-Nya. Sehingga dengan sukses secara finansial, kita dapat berbagi kebahagiaan, menikmati kebahagiaan dan “membeli” kebahagiaan, sesuai ridha-Nya.
Kebahagiaan adalah hasil dari pencapaian tujuan yang spesifik, yang mengantarkan kita ke tempat di mana batin kita terasa damai, tenang dan nyaman, sehingga bisa menikmati hidup ini dengan indah bersama sang Pencipta.

Halaman:

Editor: Dzikri Abdi Setia

Sumber: PWMU


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x