Hukum Tradisi Ruwahan Jelang Ramadhan Menurut Islam, Ini Penjelasan Buya Yahya tentang Salah Satu Tradisi Jawa

- 19 Maret 2023, 13:00 WIB
Ilustrasi suasana doa bersama menjelang Ramadhan.
Ilustrasi suasana doa bersama menjelang Ramadhan. /tangkapan layar youtube.com/@cipanengahofficial4792

SEPUTARLAMPUNG.COM – Sebagian masyarakat yang ada di Indonesia ketika menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, selalu melakukan kegiatan atau tradisi yang telah turun temurun dilakukan, khususnya masyarakat Jawa.

 

Berbagai macam tradisi itu misalnya mandi di sungai, menghatamkan Al Quran dalam sehari, membagikan sedekah dan salah satunya adalah tradisi ruwahan.

Lalu apa itu ruwahan?

Ruwahan berasal dari kata Ruwah, nama Jawa untuk bulan kedelapan dalam kalender Islam, Syaban, tetapi masih berasal dari bahasa Arab ruh (jamak: arwah), yang berarti jiwa atau roh.

Baca Juga: Cara Buat E-KTP 2023, Apakah Bayar? Ini Syarat dan Bedanya dengan KTP Digital

Seperti dilihat dari penamaannya, orang Jawa menandai bulan Syaban sebagai waktu yang diperuntukkan bagi ritual khusus untuk mengingat kematian, suatu praktik yang berakar dalam budaya Jawa.

Tradisi ruwahan juga merupakan sebuah tradisi dari wujud rasa syukur kepada Allah SWT, yang dilaksanakan pada bulan Ruwah, tepatnya di antara tanggal 10-20 hijriyah dalam kalender hijriyah serta ungkapan rasa sukacita memasuki ibadah puasa pada bulan Ramadhan.

Dalam tradisi ruwahan biasanya seseorang mengundang keluarga, tetangga terdekat untuk berkumpul bersama melakukan acara syukuran, membaca doa, dan membaca Al Quran.

Baca Juga: 10 SMP Terbaik Kabupaten Tegal, Jawa Tengah Berdasarkan Nilai Rerata UN Kemdikbud 2019, Nomor 1 Sekolah Mana?

Kegiatan tersebut dikhususkan untuk orang yang telah pergi mendahului kita dan memberikan makanan kepada tamu undangan sebagai rasa syukur dan terimakasih.

Seperti yang kita ketahui bersama, jelang Ramadhan dianjurkan untuk melakukan kebaikkan-kebaikkan.

Salah satu kebiasaan yang selalu Rasul SAW contohkan jelang Ramadhan utamanya adalah memperbanyak puasa sunnah di bulan Syaban.

"Dari Usamah bin Zaid, dia berkata: Saya berkata: Wahai Rasulullah, saya tidak melihat Anda berpuasa dalam sebulan layaknya engkau lakukan di bulan Sya'ban."

Mendengar itu, Rasulullah menjawab: "Itu adalah bulan di mana orang tidak terlalu memperhatikan, antara Rajab dengan Ramadhan. Itu adalah bulan di mana perbuatan itu diangkat oleh Allah SWT, dan aku suka perbuatanku (amalanku) diangkat Allah ketika menjalani puasa." Hadits ini diriwayatkan oleh Imam An-Nasa'i.

Baca Juga: Dikabarkan Menikah dan Melahirkan, Intip Profil Lengkap Cesen eks JKT48 Istri dari Marshel Widianto

Lalu apa hukum melakukan tradisi ruwahan jelang puasa Ramadhan?

“yang perlu dijelaskan adalah keyakinan tentang ruh, apabila ruh tersebut adalah orang yang beriman yang telah meninggalkan kita dan mendoakannya kapan saja, itu bagus” Buya Yahya mengawali ceramahnya

“tradisi ruwahan yang terjadi di masyarakat kita mempunyai makna yang besar dan nuansa yang indah. Justru hal ini sebagai mukadimah keakraban dalam menyambut Ramadhan dan jangan dihilangkan” kata Buya Yahya seperti dikutip seputarlampung.com dari kanal youtube Al Bahjah TV.

Baca Juga: Dikabarkan Menikah dan Melahirkan, Intip Profil Lengkap Cesen eks JKT48 Istri dari Marshel Widianto

‘Kemudian didalamnya ada rangkaian doa untuk orang yang mendahului kita dari ahli iman yang kita doakan adalah tradisi yang baik dan diperbolehkan”

“selagi perkumpulan (Ruwahan) tersebut masih bisa diarahkan sesuai dengan syariat islam, maka lanjutkan. Karena tradisi ruwahan merupakan tradisi yang baik, bahkan justru dianjurkan kalau jelang ramadhan harus menjalin hubungan yang baik ke sesama. Saling memaafkan dan saling tukar menukar makanan, itu tradisi yang indah sekali” pungkas Buya Yahya. ***

 

Editor: Dzikri Abdi Setia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x