Allah berfirman:
وَلَوۡ یُؤَاخِذُ ٱللَّهُ ٱلنَّاسَ بِمَا كَسَبُوا۟ مَا تَرَكَ عَلَىٰ ظَهۡرِهَا مِن دَاۤبَّةࣲ وَلَـٰكِن یُؤَخِّرُهُمۡ إِلَىٰۤ أَجَلࣲ مُّسَمࣰّىۖ فَإِذَا جَاۤءَ أَجَلُهُمۡ فَإِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِعِبَادِهِۦ بَصِیرَۢا
Dan sekiranya Allah menghukum manusia disebabkan apa yang telah mereka perbuat, niscaya Dia tidak akan menyisakan satu pun makhluk bergerak yang bernyawa di bumi ini, tetapi Dia menangguhkan (hukuman)nya, sampai waktu yang sudah ditentukan. Nanti apabila ajal mereka tiba, maka Allah Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya. (Surat Fathir: 45)
Walaupun demikian luasnya Maha Bijaksana Allah, namun masih banyak segolongan manusia yang melakukan dosa tidak merasa berdosa dengan perbuatannya. Karena ia tidak langsung tidak mendapatkan hukuman dari dosa tersebut, bahkan ia merasa bebas dan merdeka berbuat apa pun. Dengan asumsi tidak ada yang menghukumnya, kemudia ia semakin tenggelam pada kubangan dosanya.
Di sisi lain sebagian kalangan yang minim ilmu dan Iman, saat melihat para pendosa yang belum disiksa mereka juga tertipu. Mereka melihat para pelaku dosa seakan-akan diberi kemudahan dan kenikmatan dalam menjalani kehidupan, padahal mereka banyak melakukan dosa dan maksiat. Akhirnya hal ini yang dapat memengaruhi orang-orang yang lemah Iman.
Memang tabiat sebuah keburukan itu mudah untuk menyebar dan menyerap, tanpa harus digembor-gemborkan. Berbeda dengan kebaikan-kebaikan yang harus selalu dikampanyekan agar dapat sampai di hati para manusia.
Maka kita diingatkan oleh Allah SWT dalam Surah Ibrahim: 42:
وَلَا تَحۡسَبَنَّ ٱللَّهَ غَـٰفِلًا عَمَّا یَعۡمَلُ ٱلظَّـٰلِمُونَۚ إِنَّمَا یُؤَخِّرُهُمۡ لِیَوۡمࣲ تَشۡخَصُ فِیهِ ٱلۡأَبۡصَـٰرُ
Dan janganlah engkau mengira, bahwa Allah lengah dari apa yang diperbuat oleh orang yang zalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak. (Surat Ibrahim: 42)