Walaupun demikian, tidak seharusnya ia menyebabkan kita saling bermusuhan akibat sifat saling mendengki tersebut.
Nabi yang menjadi junjungan kita, jauh-jauh hari sudah memperingatkan kita agar kita menjauhi sifat dengki. Nabi bersabda,
إيَّاكُم وَالكِبْرَ فَإِنَّ إِبْلِيسَ حَمَلَهُ الكِبرُ عَلَى أَن لَا يَسجُدَ لِآدَمَ وَإِيَّاكُم وَالحِرصَ فَإِنَّ آدَمَ حَمَلَهُ الحِرصُ عَلَى أَن أَكَلَ مِنَ الشَّجَرَةِ وَإِيَّاكُم وَالحَسَدَ فَإِنَّ بَنِي آدَمَ قَتَلَ أَحَدُهُمَا صَاحِبَهُ حَسَدٌا فَهُنَّ أصلُ كُلِّ خَطِيئَةٍ
“Takutlah pada kesombongan, karena sesungguhnya sifat sombong telah mendorong Iblis untuk tidak mau bersujud pada Adam. Takutlah pada kerakusan, karena ia telah mendorong Adam memakan pohon (khuldi). Takutlah kalian pada kedengkian. Karena sesungguhnya keturunan Adam menumpahkan darah saudaranya karena rasa dengki. Ketiganya adalah sumber segala kejelekan.
(Ibnu Asakir dari Ibnu Mas’ud)
Dalam ayat lain, Allah menjelaskan, manusia hendaknya salinga berlomba-lomba dalam kebaikan. Tentunya dengan persaingan yang sportif dan jujur. Karena Allah hanya menganjurkan perlombaan dalam kebaikan.
لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
“Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,” (Qs. Al-Maidah; 48)
Perlombaan yang diridhai Allah hanyalah perlombaan dalam konteks kebaikan, bukan dalam kejahatan dan kemaksiatan.