Yang paling umum di masyarakat kita terutama di kalangan suku Jawa adalah tradisi cukuran, yakni selamatan di bilangan hari tertentu sejak hari kelahiran yang disertai dengan pemotongan rambut bayi untuk pertama kalinya.
Biasanya, dalam selamatan cukuran bayi, sekalipun sering terhidang banyak makanan, namun tidak selalu disertai dengan pemotongan kambing seperti disunnahkan dalam aqiqah.
Karena itu, banyak yang galau mana yang harus didahulukan antara aqiqah dulu atau langsung kurban.
Terkait dengan pertanyaan yang sering diajukan masyarakat ini, Seputar Lampung merangkum ulasan dari dua orang ulama tanah air, yakni Buya Yahya dan Ustadz Abdul Somad.
Menurut Buya Yahya, pendiri Lembaga Pengembangan Dakwah, Al-Bahjah di Kabupaten Cirebon ini, pertanyaan tersebut kerap dilontarkan akibat kesalahpahaman fiqih yang beredar di masyarakat.
Di antaranya yang sering disalahpahami adalah masih banyak orang yang beranggapan bahwa ibadah kurban hanya ditunaikan satu kali seumur hidup.
Anggapan ini salah karena ibadah kurban disunahkan setiap kali masuk bulan Idul Adha.
"Kalau kita 60 tahun ketemu 60 kali, ya 60 kali tetep sunah," ujar Buya, dikutip dari kanal YouTube Al-Bahjah TV yang berjudul "Benarkah Orang Yang Belum Aqiqah Tidak Boleh Kurban? - Buya Yahya Menjawab".
Sementara itu untuk aqiqah, menurut Buya Yahya cukup ditunaikan seumur hidup satu kali, seperti halnya ibadah haji.