Teks Khutbah Idul Fitri 1443 H-2022 M Terbaru dan Singkat, Tema: Ciri-Ciri Manusia yang Fitri

- 2 April 2022, 22:00 WIB
Teks Khutbah Idul Fitri 1443 H-2022 M Terbaru dan Singkat, Tema: Ciri-Ciri Manusia yang Fitri.
Teks Khutbah Idul Fitri 1443 H-2022 M Terbaru dan Singkat, Tema: Ciri-Ciri Manusia yang Fitri. /Artur Aldyrkhanov/unsplash

Baca Juga: UPDATE! Segini Sisa Kuota Penerima Bantuan PIP Kemdikbud 2022, Pantau Namamu di pip.kemdikbud.go.id

Allah SWT berfirman :

ولتكملوا العدّة ولتكبّروا الله على ما هداكم ولعلّكم تشكرون

“Dan hendaklah kamu menyempurnakan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kamu, semoga kamu bersyukur (kepada-Nya).” (QS. Al-Baqarah : 185).

Ma’asyiral Muslimin wal Aidin, As'adakumullah.

Dalam suasana hari raya kemenangan ini, mari kita hayati kembali makna dan pesan penting kefithrahan manusia, baik sebagai ibadullah (hamba Allah) mupun sebagai khalifatullah fil ardli (khalifah di bumi), terlebih dalam suasana duka pandemi covid yang sedang melanda dunia dan telah mengubah pola hidup secara drastics, sebagaimana yang kita saksikan dan alami bersama.

Pertama: ‘Idulfitri mengandung arti kembali kepada kesucian rohani, atau kembali ke asal kejadian, atau kembali ke sikap keberagamaan yang benar. Makna ini mengisyaratkan bahwa setiap muslim yang merayakan Idulfitri sebenarnya dia sedang merayakan kesucian rohaninya dan menikmati sikap keberagamaan yang benar. Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya:

..... ومن تزكّى فإنّما يتزكّى لنفسه وإلى الله المصير (18) وما يستوي الأعمى والبصير (19) ولا الّظلمات ولا النّور (20) ولا الظلّ ولا الحرور (21).

“Barang siapa yang mensucikan dirinya, sesungguhnya dia telah mensucikan diri untuk memperoleh kebahagiaannya sendiri. Dan hanya kepada Allah-lah tempat kembalimu. Bukankah tidak sama (antara) orang yang buta dengan orang yang melihat? Bukankah pula tidak sama gelap-gulita dengan terang-benderang? Dan bukankah juga tidak sama yang teduh dengan yang panas? (QS. Al-Fathir : 18-21).

Mari kita perhatikan, betapa Allah SWT membandingkan orang yang mensucikan dirinya dengan orang yang mengotorinya laksana orang yang melihat dengan orang yang buta, laksana terang berbanding gelap, laksana teduh berlawan panas. Sungguh sebuah metafora yang patut kita renungkan.

Halaman:

Editor: Dzikri Abdi Setia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah