Teks Khutbah Idul Fitri 1443 H-2022 M Terbaru dan Singkat, Tema: Ciri-Ciri Manusia yang Fitri

- 2 April 2022, 22:00 WIB
Teks Khutbah Idul Fitri 1443 H-2022 M Terbaru dan Singkat, Tema: Ciri-Ciri Manusia yang Fitri.
Teks Khutbah Idul Fitri 1443 H-2022 M Terbaru dan Singkat, Tema: Ciri-Ciri Manusia yang Fitri. /Artur Aldyrkhanov/unsplash

Baca Juga: Kapan Waktu Terbaik Olahraga Saat Puasa? Simak Penjelasan dr Saddam Ismail, Jangan Makan Berlebihan

Allah seakan hendak menyatakan bahwa manusia yang fitri itu adalah yang mau melihat persoalan masyarakatnya secara empatik, kemudian berupaya mengurainya untuk terciptanya tatanan kehidupan yang adil dan berkesejahteraan.

Ia mampu menjadi lentera di kala gelap, menjadi payung di kala panas, menjadi garam bagi kehidupan dengan berupaya menghadirkan kemaslahatan dan prestasi yang maksimal untuk peradaban manusia yang lebih baik.

Mereka inilah pemilik agama yang benar, hanifiyyah wa al-samhah yang santun, toleran, dan penuh kasih sayang kepada sesama.

Allah Akbar x3 Walillahilhamdu, Hadirin Jamaah shalat Idulfitri, Rahimakumullah.

Kedua: disadari bahwa fitrah manusia dapat berubah dari waktu ke waktu. Berubah karena pergaulan, karena pengaruh lingkungan, karena pendidikan, karena bacaan dan tontonan, bahkan karena asupan makanan dan minuman.

Maka, agar fitrah itu tetap terpelihara dan terus bersemi, hendaknya manusia mengacu pada pola kehidupan yang Islami.

Yaitu, pola kehidupan yang bernafaskan nilai-nilai spiritualitas dan akhlak mulia. Sehingga, darinya diharapkan mampu membangun insan kamil yang memiliki keteguhan iman, keluasan ilmu pengetahuan serta terampil dalam menjawab berbagai peluang dan tantangan.

Untuk itu, segala kebiasaan baik yang telah kita jalankan di bulan suci Ramadan, berupa pengendalian hawa nafsu, tadabbur Al-Quran, berderma kepada sesama, mengelola emosi, peduli dan disiplin, bertutur kata yang jujur serta berbagai amal kebajikan yang lain, hendaknya tetap dirawat dan ditingkatkan sedemikian rupa agar menjadi tradisi yang mulia dalam diri, keluarga dan masyarakat, terlebih di tengah disrupsi kehidupan manusia yang semakin krisis spiritualitas dan empati kemanusiaan.

Seperti kita yakini bahwa ghoyah (tujuan final) disyariatkannya ibadah shiyam adalah untuk membentuk pribadi muttaqin yang memiliki sifat dan karakter seperti disinyalir Allah dalam surat Ali Imran ayat 134 - 135:

Halaman:

Editor: Dzikri Abdi Setia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah