Artinya, “Dengan musibah orang bisa menjadi mulia dan bisa menjadi hina.”
Musibah yang diterima secara positif akan mendatangkan peluang, ibrah, hikmah dan anugerah.
Sebaliknya bila musibah disikapi secara negatif, maka akan menjadi penghalang dari rahmat, sehingga bertindak negatif dan mengutuk ujian yang dapat mengundang azab dari Allah ta’âlâ. Rasulullah saw bersabda:
مَنْ يُرِدِ للهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ (رواه البخاري)
Artinya, “Orang yang Allah inginkan kebaikan atasnya maka akan diberinya musibah.” (HR al-Bukhari).
Untuk itu hendaknya kita tidak berputus asa dalam menghadapi musibah agar semakin mendapatkan kebaikan-kebaikan dari Allah ta’âlâ.
Bagi orang beriman, musibah tidak boleh dilihat sebagai peristiwa negatif.
Melainkan harus dipandang sebagai ajang melatih diri untuk sabar dan tabah.
Manusia diuji untuk tidak mudah berputus asa, karena Allah telah berjanji akan mengangkat derajat orang yang menghadapi musibah dengan penuh kepasrahan, dan akan mengganti apa yang hilang atau lepas dari tangan mereka dengan anugerah yang lebih baik.