Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat Edisi 19 Mei 2023, Tema: Keutamaan Memberi Maaf

18 Mei 2023, 12:00 WIB
Ilustrasi salaman, teks khutbah Jumat singkat dan terbaru, edisi 19 Mei 2023, yang mengusung tema ‘Keutamaan Memberi Maaf’. /Pixabay

SEPUTARLAMPUNG.COM – Simak teks khutbah Jumat terbaru edisi 19 Mei 2023, yang mengusung tema ‘Keutamaan Memberi Maaf’.

 

Walaupun memiliki isi yang singkat, namun teks khutbah Jumat di bawah ini menghadirkan pesan penting untuk kita semua.

Adapun tema yang diangkat dalam teks khutbah kali ini yaitu ‘Keutamaan Memberi Maaf’, dapat menjadi referensi untuk khotib yang bertugas pada shalat Jumat, 19 Mei 2023.

Baca Juga: Lowongan Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk Lulusan SMA SMK D3 S1, Ini Syarat Lengkapnya

Diharapkan, isi pada teks khutbah ini dapat menjadi renungan bagi kita semua pada hari ini, Jumat, 19 Mei 2023.

Maaf merupakan sebuah kata yang memiliki arti penting dalam kehidupan, yang menjadi tanda pengampunan.

Dalam segala perilaku dan perbuatan manusia, terkadang terjadi kekeliruan atau kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja.

Untuk itu, meminta maaf menjadi hal yang wajib untuk dilakukan oleh seseorang yang bersalah, kepada pihak yang ia lukai atau dirugikan.

Akan tetapi, apakah maaf hanya dapat diberikan setelah diminta? Nyatanya, memberi maaf memiliki keutamaan yang bahkan dapat diberikan tanpa diminta.

Hal ini akan diuraikan lebih jelas melalui teks khutbah Jumat, yang bertemakan ‘Keutamaan Memberi Maaf’.

Baca Juga: WADUH! Status Penerima KJP Plus Bisa Dicabut jika Siswa Tak Patuhi 23 Larangan Ini, Awas yang Suka Terlambat

Teks khutbah ini disusun oleh Viqi Nursekha selaku Sekretaris Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Brebes pada 2022, dikutip oleh tim Seputarlampung.com dari laman suaramuhammadiyah.id.

إِنَّ اْلحَمْدَ لِلّهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ، وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيِّئاَتِ أَعْمَالِناَ. مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضَلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَا دِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. الَّلهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلىَ نَبِيِّناَ مُحَمَّد وَ عَلىَ اٰلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ فَياَعِبَادَ اللهِ. أُصِيْكُمْ وَإَيّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ

Kita sebagai umat Islam sudah sepantasnya memanjatkan syukur kehadirat Allah SwT, Dzat yang memang pantas kita mengucap syukur kepada-Nya. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad saw, beliau merupakan suri tauladan bagi kita. Melalui perantara beliau juga, Islam semakin tersebar serta terus bersinar meskipun banyak golongan yang ingin meredupkannya.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.

Tema khutbah pada kesempatan yang mulia ini ialah Keutamaan Memberi Maaf. Allah SwT berfirman:

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلۡكَٰظِمِينَ ٱلۡغَيۡظَ وَٱلۡعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ

(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan. (QS. Ali Imran: 134).

Baca Juga: Sudah 17 Mei, Kenapa Dana KJP Plus Tahap 1 2023 Belum Ditransfer ke Rekening Bank DKI?

Merujuk pada ayat di atas, kita selaku orang Muslim dianjurkan untuk mengambil satu dari tiga sikap jika seseorang melakukan kekeliruan terhadap kita, yaitu menahan amarah, memaafkan dan berbuat baik terhadap orang tersebut. Ketiga sikap ini juga menjadi kriteria bagi orang yang mencapai derajat muhsinin.

Jamaah shalat Jum’at rahimakumullah.

Mari! Kita perhatikan ketika ada seseorang yang berbuat salah kepada kita, baik sengaja maupun tidak sengaja. Maka kemungkinan kita akan bereaksi dengan salah satu dari tiga sikap itu. Bisa jadi kita bereaksi dengan menahan amarah, artinya menahan diri tidak membalas atau melontarkan kata-kata yang tidak pantas kepada orang lain. Sanggup menahan marah memah sudah baik tetapi belum cukup tuntas menyelesaikan rasa kecewa. Barangkali kita sanggup menahan marah tetapi hati masih ada ganjalan, masih ada luka yang mengganggu hubungan dengan orang yang berbuat keliru tadi.

Tingkatan yang lebih tinggi dari menahan marah yaitu mampu memaafkan kekeliruan orang yang melukai atau menyakiti kita. Maaf atau memaafkan merupakan kata serapan dari bahasa Arab, yaitu dari kata al-‘afw. Kata al-‘afw pada mulanya bermakna berlebihan, seperti firman-Nya:

ۗ وَيَسۡ‍َٔلُونَكَ مَاذَا يُنفِقُونَۖ قُلِ ٱلۡعَفۡوَۗ

…Mereka bertanya kepadamu tentang hal yang mereka nafkahkan (kepada orang). Katakanlah, al-‘afw (yang berlebih dari keperluan)…. (QS. Al-Baqarah: 219).

Sesuatu yang berlebihan hendaklah dikeluarkan atau diberikan kepada orang lain. Maka kata al-‘afw berkembang maknanya menjadi keterhapusan. Memaafkan, berarti menghapus luka atau bekas-bekas luka yang ada di dalam hati. Bukanlah memaafkan namanya apabila masih ada tersisa bekas luka itu di dalam hati, bila masih ada dendam yang membara.

Baca Juga: SMA Terbaik di Kabupaten Situbondo yang Masuk Peringkat Nasional Hanya Satu, Sekolah Mana? Ini Alamatnya

Jamaah shalat Jum’at rahimakumullah.

Kapan seseorang biasanya memberi maaf? Praktik dalam kehidupan sehari-hari, biasanya seseorang memberi sesuatu jika ia diminta. Orang yang memberi barang atau uang kepada orang jika orang lain meminta. Begitu juga kebiasaan dalam memberikan maaf, terlebih dahulu ada permohonan baru kemudian dimaafkan. Padahal, anjuran atau setidaknya kesan yang disampaikan di dalam Al-Qur’an adalah untuk tidak menanti permohonan maaf dari orang yang bersalah, melainkan hendaknya memberi maaf sebelum diminta.

Ayat-ayat yang berbicara tentang pemaafan semuanya dikemukakan tanpa adanya usaha terlebih dahulu dari orang yang bersalah.

وَجَزَٰٓؤُاْ سَيِّئَةٖ سَيِّئَةٞ مِّثۡلُهَاۖ فَمَنۡ عَفَا وَأَصۡلَحَ فَأَجۡرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِۚ

Balasan terhadap kejahatan adalah pembalasan yang setimpal, tetapi barang siapa yang memaafkan dan berbuat baik, ganjarannya ditanggung oleh Allah …. (Qs. Asy-Syura: 40).

Tidak ditemukan ayat yang menganjurkan agar meminta maaf, tetapi yang ada adalah perintah untuk memberi maaf.

Keutamaan orang yang bersedia memberi maaf kepada sesama manusia adalah akan segera mendapat ampunan dari Allah. Mereka yang enggan memberi maaf hakikatnya enggan memperoleh ampunan dari Allah SwT, sebagaimana firman-Nya:

ۖ وَلۡيَعۡفُواْ وَلۡيَصۡفَحُوٓاْۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغۡفِرَ ٱللَّهُ لَكُمۡۚ

… Hendaklah mereka memberi maaf dan melapangkan dada. Tidakkah kamu ingin diampuni oleh Allah? … (QS. An-Nur: 22).

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنُ، اللّهُمَّ فَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْنِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ،

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Semoga kita termasuk pemaaf karena memberi maaf merupakan gerbang untuk kembali memperbaiki hubungan dan membuka lembaran baru untuk berbuat yang lebih baik. Fastabiqul khairat.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْن وَسَلَامٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Demikian teks khutbah Jumat terbaru edisi 19 Mei 2023, yang mengusung tema ‘Keutamaan Memberi Maaf’.***

 
Editor: Dzikri Abdi Setia

Sumber: suaramuhammadiyah.id

Tags

Terkini

Terpopuler