SEPUTARLAMPUNG.COM - Kisah 6 orang mahasiswa yang KKN di Desa Penari sempat viral saat pengalaman mereka dibahas melalui Twitter dua tahun lalu. Kini, kisah itu pun kembali hangat diperbincangkan setelah rilis di bioskop.
Dalam kisah KKN di Desa Penari, disebutkan bahwa ada dua orang mahasiswa, Bima dan Ayu yang meninggal dan diyakini telah menjadi tumbal Badarawuhi, sosok lelembut penjaga tempat yang mereka datangi.
Dalam unggahan Twitter tentang KKN di Desa penari, dikisahkan bahwa Bima akhirnya harus menjadi budak iblis bernama Badarawuhi. Ia harus menikahi iblis tersebut.
Sementara Ayu, ia harus rela menjadi menjadi penari menggantikan Badarawuhi untuk menghibur para makhluk gaib di tempat itu.
Banyak yang menduga dan meyakini bahwa Bima dan Ayu yang telah menjadi tumbal itu akan menjadi budak iblis Badarawuhi selamanya. Benarkah demikian?
Dikutip Seputarlampung.com melalui video dari kanal YouTube Amudz_Jehh, berjudul "Arwah Tumbal Pesugihan apa benar jadi budak?" yang diunggah pada 1 Mei 2022 lalu, Buya Yahya menjelaskan tentang nasib arwah orang yang diambil iblis sebagai tumbal tersebut.
Buya Yahya menjelaskan bahwa manusia yang berurusan dengan golongan jin adalah sangat dibenci Allah dan hukumnya adalah haram hingga pelakunya tidak akan diampuni oleh Allah.
"Ada orang berurusan dengan namanya alam gaib, setan, iblis, jin, pesugihan itu adalah kesyirikan, itu adalah hukumnya haram dan masuk bab syirik," kata Buya Yahya.
Kemudian, terkait apakah arwah orang yang meninggal akan menjadi pengikut atau budak iblis selamanya, Buya Yahya memastikan hal itu tidak akan terjadi.
"Orang yang menjadi tumbal nggak akan menjadi budak iblis," tegasnya.
Lebih lanjut, Buya Yahya mengatakan bahwa ritual tumbal sudah terjadi sejak zaman dulu bahkan jauh sebelum adanya Islam.
Ulama kharismatik tersebut menyampaiakn bahwa dulu bangsa Mesir percaya jika sungai Nil banjir, maka hal itu terjadi karena penghuni gaib sungai tersebut marah dan meminta tumbal.
"Sama dulu zaman sebelum adanya Islam, sungai Nil itu kalau banjir biasanya minta anak gadis. Diceburin anak gadis. Ini keyakinan jahiliyah, keyakinan kafir,” jelas Buya Yahya.
Buya Yahya kembali menegaskan, apapun yang berhubungan dengan pesugihan, menyembah setan dan golongannya, adalah perbuatan yang sangat dilarang dalam agama. Apalagi jika dalam pesugihan itu melibatkan jiwa atau tumbal nyawa seseorang.
Bagi mereka yang menjalankan ritual atau praktik pesugihan hingga menyertakan tumbal seperti ini sudah pasti batal imannya.
"Itu adalah keyakinan yang bertentangan dengan agama ada keluar dari iman dengan keyakinan semacam itu," kata Buya Yahya.
Baca Juga: Cek Profil 3 SMA-MA Unggulan Kota Malang, Jawa Timur Berikut untuk Acuan Siswa Daftar PPDB 2022
Kemudian, Buya Yahya memberikan contoh ritual pesugihan yang biasa terjadi di gunung Kawi.
"Kemudian pergi ke gunung Kawi misalnya, atau ke gunung Kidul, Masya Allah sampai disitu minta pesugihan minta kaya, kemudian yang dijadikan tumbal anaknya," ucapnya.
"Ketahuilah, anak kecil yang tiba-tiba mati dia langsung dia Surga, gak akan dia diperbudak oleh iblis," lanjut Buya Yahya.
Kesimpulannya, orang yang menjadi tumbal iblis hingga meninggal dunia tidak akan pernah menjadi budak iblis.
"Kalau ada orang yang dijadikan tumbal, maka orang itu di dzalimi maka akan mendapatkan kebahagiaan di akhirat, gak akan dia diperbudak oleh iblis nggak ada," jelas Buya Yahya.
"Yang diperbudak oleh iblis, yang saat ini berurusan dengan iblis, itulah orang yang membuat tumbal itu," tegasnya.***