Peringati Hari Kesehatan Paru 26 Oktober, Ini Cara Kenali Gejala dan Penyebab Penyakit Paru Obstruktif Kronik

26 Oktober 2022, 16:00 WIB
Ilustrasi: Kesehatan paru-paru /kalhh / PIXABAY.

SEPUTARLAMPUNG.COM – Hari ini, 26 Oktober, kita sedang memperingati Hari Kesehatan Paru atau Lung Health Day.

Simak cara kenali gejala dan penyebab penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) berikut.

PPOK atau yang juga dikenal sebagai penyakit paru menahun merupakan istilah yang digunakan untuk sejumlah penyakit yang menyerang paru-paru dalam jangka panjang.

Penyakit ini tidak sepenuhnya dapat kembali normal, dan bersifat kronik progresif (semakin lama semakin memburuk).

Baca Juga: Tips Jaga Kesehatan dan Cara Deteksi Kanker Payudara SADARI vs SADARNIS, Mana yang Lebih Baik?

PPOK ditandai dengan adanya hambatan aliran udara ke dalam paru-paru.

PPOK menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di dunia, hingga mencapai 3,23 juta kematian pada 2019.

Adapun, PPOK termasuk penyakit tidak menular (PTM).

Dilansir dari laman resmi P2PTM Kemkes, pada pasien dengan PPOK ringan, terkadang tidak menimbulkan gejala.

Baca Juga: 18 Link Twibbon Hari Sumpah Pemuda 2022 Gratis, Ini Cara Menggunakannya

Namun terdapat beberapa gejala yang dapat timbul yang perlu untuk dipahami, yakni:

  • Sesak napas
  • Batuk-batuk kronis (2 minggu)
  • Batuk berdahak.
  • Pada pasien dengan PPOK eksaserbasi akut, gejala akan bertambah parah. Antara lain:
    - Bertambahnya sesak napas.
    - Bertambahnya batuk disertai meningkatnya dahak.
    - Dahak menjadi lebih purulen dan berubah warna.
    - Lesu, lemas, susah tidur, mudah lelah, depresi

PPOK dapat disebabkan beberapa faktor risiko, yaitu faktor genetik, perilaku, dan lingkungan, berikut penjelasannya:

a. Faktor genetik

  • Usia > 40 tahun.
  • Jenis kelamin.
  • Defisiensi Alfa -1 antitripsin.
  • Gangguan pengeluaran hasil metabolisme.
  • Gangguan bersihan mukosilier.
  • Respons imunologis individu.
  • Pertumbuhan dan perkembangan paru dikaitkan dengan masa kehamilan, berat badan lahir dan pajanan masa anak.
  • Penyakit penyerta (komorbiditas).
  • Riwayat infeksi pernapasan berat sejak usia dii,berulang dan tidak tuntas mempunyai risiko berulang terjadinya PPOK melalui penurunan faal paru.
  • Stress oksidatif, sebagai respons tubuh terhadap hasil pajanan polutan.

Baca Juga: Kesempatan Terakhir jadi Staff BPJS Kesehatan di 2022 Tinggal 5 Hari, Simak Info Lengkap Rekrutmennya di Sini

b. Faktor perilaku

Faktor ini didasarkan pada perilaku individu, seperti kebiasaan merokok. Rokok diketahui menjadi faktor yang sangat berperan dalam kasus ini. Hal ini disebabkan oleh adanya ribuan zat kimia berbahaya yang terkandung dalam asap rokok dan dapat meningkatkan risiko PPOK.

c. Faktor lingkungan

Faktor ini dapat disebabkan oleh adanya polusi udara. Diantaranya, polusi asap rokok, asap kayu bakar, gas buang industry, gas buang kendaraan bermotor, hingga debu jalanan, serta gas beracun.

Itulah penjelasan mengenai gejala dan penyebab PPOK. Mari hindari faktornya sebisa mungkin, dan segera kenali gejalanya untuk pemeriksaan juga lakukan pengobatan lebih lanjut.***(Syaalma Difatka)

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: Kemenkes

Tags

Terkini

Terpopuler