Apa Efek Semprotan Gas Air Mata dan Bolehkah Digunakan di Dalam Stadion? Ini Dampaknya pada Tragedi Kanjuruhan

2 Oktober 2022, 11:40 WIB
Foto tangkap layar, korban berjatuhan di Stadion Arema FC Vs Persebaya dan aturan FIFA tentang penggunaan gas air mata / IG / /Instagram @persib_day/

SEPUTARLAMPUNG.COM – Bolehkah gas air mata digunakan di dalam stadion seperti yang baru saja terjadi di Kanjuruhan usai laga Arema vs Persebaya? Apa dampak bagi yang terkena semprotannya?

Tragedi di Kanjuruhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya FC merupakan kejadian sangat memilukan bagi bangsa Indonesia, khususnya dunia sepakbola.

Seperti diketahui, pada petandingan lanjutan kompetisi Liga 1 antara Arema vs Persebaya Surabaya, telah terjadi kerusuhan yang ditimbulkan oleh suporter Arema (Aremania) lantaran kecewa karena tim kesayangan mereka kalah dari Persebaya dengan skor skor akhir 2-3.

Suporter Arema masuk ke lapangan meluapkan kekecewaanya diiringi dengan melempar berbagai macam benda ke arah lapangan.

Baca Juga: Arema FC Kena Sanksi Keras Usai Tragedi Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang, Apa Itu? Ini Kata PSSI

Pihak aparat juga melakukan berbagai upaya untuk memukul mundur para suporter hingga melakukan tembakan gas air mata karena situasi yang tak terkendali.

Akibatnya, banyak orang yang mulai panik, kesulitan bernapas, hingga jatuh pingsan dan terinjak-injak.

Dari data terbaru yang dilaporkan, hingga berita ini ditulis, telah ada 153 orang meninggal dunia akibat insiden yang terjadi di Kanjuruhan tersebut.

Lantas, bagaimana sebenarnya aturan terkait penggunaan gas air mata di dalam stadion?

Baca Juga: Apa Penyebab 127 Orang Tewas di Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya? Begini Kronologinya

Melansir FIFA Stadium Safety and Security Regulations, disebutkan bahwa penggunaan gas air mata sebenarnya dilarang di dalam stadion.

“No firearms or “crowd control gas” shall be carried or used,” bunyi aturan yang tertuang dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations Pasal 19 B.

Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, maka artinya adalah, senjata api atau gas untuk mengontrol kerumunan dilarang dibawa dan digunakan.

Jika aturan FIFA tentang pelarangan penggunaan gas air mata dilanggar, maka hal itu dipastikan menyalahi kode keamanan yang ditetapkan FIFA.

Lalu bagaimana dampak yang ditimbulkan gas air mata?

Melansir laman hmjkimia.uin-malang.ac.id, gas air mata (CS) merupakan salah satu senjata kimia yang sering sekali digunakan untuk melawan musuh, menghadapi hewan berbahaya, atau pun melawan penjahat dalam keadaan berbahaya.

Gas air mata memiliki panjang hanya sekitar 10 cm atau sebesar ukuran telapak tangan orang dewasa. Biasanya gas air mata berbentuk seperti peluru dan ditembakkan melalui pistol pelontar.

Baca Juga: Loker BUMN Terbaru di PT Sucofindo (Persero) untuk Lulusan S1, Posisi Apa yang Dibuka? Cek Akhir Pendaftaran

Setelah ditembakkan dan jatuh, gas air mata akan mengeluarkan asap tebal berwarna putih dan jika manusia yang terkena asap ini secara langsung maka organ tubuh seperti mata, hidung, dan mulut akan langsung bereaksi.

Efek dari gas air mata ini berhubungan dengan konsentrasi senyawa dan durasi paparan. Jadi, konsentrasi yang tinggi dalam waktu singkat lebih berbahaya dari konsentrasi yang rendah dalam waktu yang lama.

Ambang batas iritasi yang paling besar untuk CN (1.0 mg m3 ), diikuti oleh CS (0,004 mg m3) dan OC (0,002 mg m3).

Mata dan sistem pernafasan adalah target utama paparan gas air mata, dengan timbulnya iritasi mata dan saluran pernapasan yang terjadi kurang lebih dalam 20–60 detik.

Gejala mata termasuk nyeri, blepharospasm (kondisi dimana kelopak mata berkedip), fotofobia, konjungtivitis (mata merah akibat peradangan), dan injeksi scleral, edema periorbital (mata berkantung), eritema kelopak mata dan lakrimasi (menghasilkan air mata).

Beberapa ahli berpendapat bahwa kandungan dalam gas air mata yang mungkin berkontribusi pada lecet kornea.

Pada pernafasan, setelah terhirup maka efeknya bisa berupa perih atau sensasi terbakar di hidung, sesak dan nyeri di dada, perih tenggorokan, sesak napas, batuk, bersin dan kesulitan bernapas.

Baca Juga: Kunci Jawaban Matematika Kelas 10 SMA Halaman 60 Uji Kompetensi Kurikulum Merdeka Belajar

Air liur yang terkontaminasi dan tertelan dapat menyebabkan ketidaknyamanan epigastrium (rasa sakit di ulu hati), mual, muntah dan atau diare.

Sebagian besar efek iritan biasanya sembuh dalam 10-30 menit jika pasien segera diamankan di tempat terbuka.

Namun, beberapa efek khususnya efek pernapasan seperti batuk dan gangguan fungsi pernapasan dapat bertahan untuk waktu yang lebih lama dalam beberapa situasi.

Demikianlah tentang gas air mata dan dampak yang ditimbulkannya.***

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: Twitter FIFA UIN Malang

Tags

Terkini

Terpopuler