Perhatikan, Ini Alasan Utama Dosis Vaksin Covid-19 Tidak Cukup Satu Kali Suntik

26 Januari 2021, 19:30 WIB
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. /Pikiran Rakyat/Armin Abdul Jabbar/

SEPUTAR LAMPUNG - Indonesia sedang melaksanakan program vaksinasi Covid-19 secara serentak.

Adapun, program ini bertujuan untuk membentuk herd immunity atau kekebalan kelompok.

Hal itu dilakukan guna menekan angka positif Covid-19 di Indonesia.

Seperti dilansir dari covid19.go.id, angka positif Covid-19 per hari ini, 26 Januari 2021 sudah tembus lebih dari 1 juta jiwa.

Baca Juga: Ibu-ibu, Ini 7 Tips Perawatan Kulit Sebelum Memasuki Umur 40 Tahun, Auto Praktek!

Dimana angka kesembuhan pasien di Indonesia sekitar 81% dari total angka positif Covid-19 atau sebanyak 820.356 jiwa.

Vaksinasi Covid-19 di Indonesia tahap awal ini adalah vaksin dari Sinovac. Dosis yang diberikan sebanyak dua kali. Dosis kedua akan diberikan 14 hari kemudian setelah penyuntikan pertama.

Dilansir dari galamedianews.com dalam artikel 'Mengapa Dosis Vaksin Tidak Cukup Satu Kali Suntikan? Ini Penjelasnnya, Jangan Anggap Remeh', melakukan vaksinasi lebih dari satu kali, bertujuan untuk mendorong tubuh menghasilkan antibodi yang diharapkan dapat melindungi diri dari infeksi virus di masa mendatang.

Untuk mendapatkan manfaat tersebut, vaksinasi tidak cukup dilakukan sekali saja. Lakukan setidaknya dua kali vaksin dalam selang waktu yang berbeda, yaitu setelah beberapa minggu dari vaksin pertama dilakukan.

Baca Juga: Asyik! Pintu Ekspor UMKM Ke Sydney Terbuka HIPMI dan House of Indonesia Teken Kerja Sama

Lebih baik jika vaksinasi dilakukan secara berkala. Jika ternyata kekebalan vaksin pertama cepat menghilang, Anda akan membutuhkan vaksinasi selanjutnya yang berfungsi sebagai penguat.

Paling tidak berikan sebanyak dua kali guna menghentikan penyebaran infeksi virus corona. Dua dosis yang diberikan diperkirakan telah meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti telah mengamati tingkat antibodi penetral tertinggi setelah dosis kedua diberikan. Pemberian dosis kedua ini dilakukan satu minggu setelah dosis pertama diberikan. Dalam penelitian selanjutnya, vaksin kedua dilakukan dengan jarang empat minggu setelah vaksin pertama diberikan.

Setelah vaksin ditemukan, diperkirakan akan muncul masalah baru, yaitu soal kebutuhan ganda vaksin corona, yang membutuhkan ketersediaan pasokan jarum suntik yang diperkirakan tidak akan mencukupi pada gelombang vaksinasi selanjutnya.

Baca Juga: Syarat dan Cara Daftar Bantuan UMKM Rp2,4 Juta Tahun 2021, Info Resmi Hanya di kemenkopukm.go.id

Jadi, masalah belum selesai meskipun vaksin corona sudah ditemukan, ya. Masalah ketersediaan jarum suntik masih diperkirakan menjadi masalah selanjutnya.

Tidak mengherankan jika vaksin virus corona membutuhkan lebih dari satu kali vaksin. Hal tersebut juga dilakukan pada beberapa jenis vaksin, seperti vaksin cacar dan hepatitis pada anak.

Orang dewasa pun melakukan beberapa kali vaksinasi herpes zoster guna membentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit tersebut. Lebih dari itu, vaksin DTaP pada anak membutuhkan lima dosis vaksin guna membentuk kekebalan tubuh dari difteri, tetanus, dan pertusis.

Baca Juga: Kumpulan Lagu Nasional: Pelajar Musti Tahu! Lirik Lagu 'Satu Nusa Satu Bangsa' dan Sejarahnya

Hal yang perlu diwaspadai dari virus corona adalah, infeksi berulang bisa saja terjadi saat kekebalan tubuh seseorang mengalami penurunan karena kondisi tertentu.

Apalagi, virus corona yang saat ini merebak merupakan jenis virus baru, sehingga para peneliti membutuhkan waktu lebih lama guna mempelajari virus ini lebih dalam. Untuk membuktikan berapa lama tubuh dapat bertahan, hal ini masih memerlukan uji klinis lebih lanjut.

Tubuh memerlukan vaksin dalam dosis yang lebih guna memperkuat kekebalan tubuh. Pasalnya, setelah terinfeksi virus corona, pengidap bisa saja terkena infeksi berulang dengan virus yang sama, meski gejala yang muncul akan sangat ringan, dan hanya terjadi pada sebagian kecil pengidap.

Hal tersebut dapat terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun setelah pengidap dinyatakan sembuh dari infeksi virus corona yang pertama. Jadi, jangan anggap remeh.***(Hj. Eli Siti Wasilah/Galamedia News)

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: Galamedia News

Tags

Terkini

Terpopuler