1. Kemiringan Sumbu Bumi
Matahari akan transit lebih cepat saat kemiringan sumbu bumi menjauhi titik setimbang menuju simpangan maksimumnya (September-Desember dan Maret-Juni). Sedangkan matahari akan transit lebih lambat saat kemiringan sumbu bumi menjauhi simpangan maksimum menuju titik setimbang (Juni-September dan Desember-Maret).
2. Kelonjongan Orbit Bumi
Saat orbit bumi tidak sepenuhnya lingkaran sempurna, maka akan terjadi kelonjongan orbit bumi. Bumi akan berbentuk elips dengan kelonjongan 1/60. Keadaan ini Disebut aphelion.
Matahari akan transit lebih lambat saat bumi menjauhi titik perihelion menuju aphelion (Januari-Juli).
Sedangkan matahari akan transit lebih cepat saat bumi menjauhi titik aphelion menuju perihelion (Juli-Januari). Hal ini menyebabkan matahari akan transit lebih cepat pada September-Desember dengan puncaknya di awal November.
Dampak dari hal ini yaitu waktu terbit matahari akan lebih cepat, Sehingga awal fajar astronomis (akhir malam astronomis) yang jatuh pada waktu subuh akan lebih cepat.
Begitu juga dengan akhir senja astronomis (awal malam astronomis) yang jatuh pada waktu isya juga akan lebih cepat dibandingkan hari-hari lainnya.
Untuk memudahkan masyarakat Indonesia, LAPAN RI pada unggahan Instagramnya juga menyediakan tabel waktu tengah hari untuk seluruh Indonesia pada 3 November 2022.