Pertaruhan Besar! 6 Negara Ini Diprediksi Rugi Jika Trump Kalah Pilpres, dari Tiongkok hingga Israel

- 23 Oktober 2020, 15:54 WIB
Donald Trump
Donald Trump /PIXABAY/geralt

SEPUTAR LAMPUNG - Apa yang terjadi di Amerika Serikat (AS) memberi pengaruh besar terhadap kehidupan global.

Termasuk pemilihan presiden (pilpres) 2020 yang direncanakan akan dilaksanakan pada 2 November atau selambatnya 8 November 2020 mendatang.

Ada dua calon presiden yang telah mengajukan diri yakni Joe Biden dan Presiden AS sebelumnya, Donald Trump.

Pertarungan keduanya tidak hanya akan mempengaruhi bagaimana AS setelah ini. Namun juga akan memberi pengaruh besar terhadap peta politik global.

Baca Juga: Teks Sumpah Pemuda dan Sejarah Singkat Mengapa Diperingati Setiap Tanggal 28 Oktober

Berbagai prediksi mulai bermunculan tentang apa yang akan terjadi jika Donald Trump kalah dalam pilpres tersebut.

Dikutip dari laman SCMP melalui Pikiran-Rakyat.com dalam artikel "6 Negara Ini Diprediksi Rugi Jika Donald Trump Kalah Pilpres, dari Tiongkok hingga Korea Utara", empat tahun masa jabatan Donald Trump sebelumnya ternyata menguntungkan beberapa negara karena kebijakan yang dikeluarkan oleh presiden dinilai 'modern'.

Bahkan menurut Joe Biden pada acara balai kota baru-baru ini, Donald Trump adalah seorang pemimpin yang merangkul semua 'preman' di dunia.

Berikut 7 negara yang diramalkan akan terkena dampak jika Donald Trump kalah dalam pemilihan presiden 2020.

Baca Juga: Jejak Santri di Gedung Parlemen: Gedung MPR/DPR Ternyata Berdiri di Atas Tanah Wakaf Pesantren!

1. Kim Jong Un dari Korea Utara

Di antara semua negara, Korea Utara adalah negara yang dianggap akan terkena dampak cukup besar jika Donald Trump menghadapi kekalahan.

Hubungan kedua negara yang dimulai dengan ancaman dan 'penghinaan' tersebut berubah menjadi hal baik belakangan ini.

Bahkan Donald Trump dan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un sempat bertemu selama tiga kali. Juga kerap bertukar surat sebagai tanda bahwa reaksi mereka sangat baik.

Meski begitu, pendekatan AS pernah gagal saat Korea Utara meluncurkan denuklirisasi rudal balistik antar benua pada 10 Oktober 2020 lalu.

Berbeda dengan Donald Trump, Joe Biden mengatakan dalam kampanye bahwa ia tidak akan bertemu tanpa prasyarat dengan Kim Jong Un.

Bahkan kecil kemungkinan akan mencabut sanksi AS kepada Korea Utara yang berlaku selama ini.

Padahal hukuman tersebut berakibat resesi ekonomi terburuk di Korea Utara dalam dua dekade lebih.

Baca Juga: Kesempatan untuk Beli, Harga Emas Antam Certi, Retro, dan UBS di Pegadaian, Jumat 23 Oktober Turun

2. Mohammed bin Salman dari Arab Saudi

Donald Trump membangun hubungan internasional yang cukup baik dengan Arab Saudi. Ia pun memilih Riyadh untuk kunjungan luar negeri pertamanya pada 2017 lalu.

Presiden tersebut disambut dengan cukup megah di hotel tempatnya menginap oleh pihak Arab Saudi.

Putra mahkota Mohammed bin Salman juga memiliki keuntungan penting dari kunjungan itu sebab Donald Trump akhirnya mencabut kesepakatan nuklir tahun 2015 dengan Iran sebagai negara pesaing Arab Saudi.

Tak hanya itu, Donald Trump sempat menawarkan dukungan pribadi dan menolak sanksi kongres saat Arab Saudi dikepung oleh sejumlah negara mengenai pembunuhan kritikus terkemuka, Khashoggi pada 2018 lalu.

Ada kekecewaan bagi Arab Saudi jika pilpres dimenangkan oleh Joe Biden sebab fokus AS diprediksi akan beralih pada hak asasi manusia. Ditambah, 'pintu terbuka' untuk menghidupkan kembali kesepakatan dengan Iran yang dibatalkan oleh Donald Trump.

Baca Juga: Homalomena Black, si Ratu Hati Berdaun Hitam nan Eksotis yang Kini Jadi Primadona Baru

3. Recep Tayyip Erdogan dari Turki

Jika ada yang lebih mengandalkan Donald Trump untuk perlindungan politik, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan disebut sebagai orangnya.

Hubungan kedua pemimpin negara itu dikenal cukup baik bahkan bisa membuat Erdogan membujuk Donald Trump untuk menarik pasukan AS dari daerah Kurdi, Suriah utara sehingga Turki bisa menguasai zona tersebut.

Keputusan itu pun diambil oleh Donald Trump tanpa keputusan yang didiskusikan terlebih dahulu dengan Penatgon atau sekutu AS dalam perang melawan ISIS di Suriah.

Namun jika Joe Biden menjabat sebagai presiden, kemungkinan AS akan memberikan sanksi yang merugikan Erdogan.

4. Xi Jinping dari Tiongkok

Donald Trump secara agresif melayangkan berbagai asumsinya terkait Tiongkok, khususnya saat virus corona baru (Covid-19) mulai menjangkit hampir seluruh dunia.

Ia kemudian menerapkan tarif lebih tinggi terhadap barang-barang asal Tiongkok dan membatasi teknologi yang berasal dari negara tersebut.

 

Namun para pejabat Tiongkok mengatakan bahwa mereka berharap kepemimpinan Donald Trump dapat bertahan.

Sebab Donald Trump sempat mengguncang sistem aliansi pasca-Perang Dunia II yang dipandang Tiongkok sebagai kendala terbesar dalam bidang geopolitiknya.

Tak hanya itu, keputusan sang Presiden untuk keluar dari kebijakan 'America First' membuka celah untuk Tiongkok mengisi kekosongan tersebut dalam sektor perdagangan hingga perubahan iklim.

Kekhawatiran Tiongkok jika Joe Biden menjabat yakni adanya upaya baru untuk membuat AS menjadi front internasional yang lebih terkoordinasi untuk 'menangani' Tiongkok.

Akibatnya, perdagangan dan teknologi yang telah dibangun oleh negara itu kembali diambil alih.

Baca Juga: Marak SMS Penipuan Terkait BLT UMKM BPUM Rp2,4 Juta, Simak Cara Mengenali Modusnya Berikut Ini!

5. Vladimir Putin dari Rusia

Dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu 2016 menghasilkan penyelidikan resmi AS dengan laporan setebal 448 halaman.

Namun dalam beberapa hal, Putin mendapatkan keuntungan saat Donald Trump menjabat. Mulai dari pencabutan sanksi internasional hingga kemajuan dalam pengendalian senjata.

Jika Joe Biden terpilih, pejabat Rusia mengatakan prospek dalam bidang tersebut menjadi lebih berkurang.

6. Jair Bolsonaro dari Brazil

Bagi Presiden Brazil, Donald Trump tampaknya menjadi 'belahan jiwa' politik. Namun jika Joe Biden menjabat, ia khawatir akan memiliki hubungan yang kurang baik dengan AS.

Sejak menjabat pada 2019 lalu, Bolsonaro telah mengubah tradisi lama kebijakan luar negeri Brazil selama puluhan tahun untuk sesuai dengan AS dan sekutunya.

Sebagai imbalannya maka Donald Trump mencabut larangan impor daging sapi segar yang mendukung Brazil untuk bergabung dengan organisasi bernama Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan.

Baca Juga: 8 Tokoh Indonesia yang Namanya Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Sejumlah Negara

Berkat Donald Trump, Brazil pun berhasil menandangatani kesepakatan untuk kerja sama pertahanan dan eksplorasi ruang angkasa.

Namun bila Joe Biden menjabat, diprediksi akan ada pertentangan yang kuat antara Brazil dengan AS disertai konsekuensi dalam bidang ekonomi.

7. Benjamin Netanyahu dari Israel

Cukup banyak pihak khawatir bahwa Israel akan menghadapi pengawasan lebih ketat di bawah pemerintahan Joe Biden.

Calon presiden tersebut mungkin akan memulai kesepakatan antara AS dan Iran terkait nuklir yang nantinya diprediksi merugikan Israel.***(Farida Al-Qodariah/Pikiran Rakyat)

Editor: Dzikri Abdi Setia

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x