Rencana pembangunan rumah sakit Indonesia di Gaza dimulai pada bulan Desember 2008.
Saat itu, Israel melancarkan serangan dahsyat di Jalur Gaza.
Pada tanggal 1 Januari 2009, tim medis MER-C dan tim pemerintah Indonesia tiba di Gaza untuk mendistribusikan bantuan kepada para korban.
Selama seminggu kerja di Rumah Sakit Asy-Syifa Kota Gaza, tim MER-C kembali menemui banyak korban yang terluka parah dan mengalami trauma akibat penyerangan.
Faktanya, tidak sedikit warga Palestina yang kehilangan anggota tubuh setelah terkena bom dan rudal Israel tanpa pandang bulu.
Tim MER-C juga mencatat bahwa rumah sakit di Gaza kewalahan menangani jumlah korban.
Selain itu, wilayah utara Gaza berbatasan langsung dengan Israel dan oleh karena itu merupakan daerah yang paling terkena dampaknya.
Sebagai zona perang, Gaza hanya memiliki satu rumah sakit berstatus rumah sakit rehabilitasi, yang juga tak luput dari serangan Zionis.