SEPUTARLAMPUNG.COM - Di tengah kesibukan bekerja sebagai pekerja migran, tiga puluh satu warga Indonesia berhasil meraih gelar sarjana dari Universitas Terbuka (UT). Acara wisuda yang berlangsung secara hibrida ini menjadi momen bersejarah bagi pekerja migran Indonesia di Singapura setelah pandemi.
Sebanyak 28 mahasiswa menghadiri acara secara daring, sementara tiga orang lainnya mengikuti prosesi wisuda secara langsung di Aula Sekolah Indonesia Singapura, Siglap Road, Singapura.
Prosesi wisuda dipimpin oleh Ketua Senat Akademik Universitas Terbuka, Chanif Nurcholis, didampingi oleh para pejabat dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura, termasuk Wakil Duta Besar, Atase Pendidikan & Kebudayaan, serta Direktur UT Layanan Luar Negeri.
Baca Juga: Perbedaan Bakteri dan Virus, Ada yang Mematikan namun Ada Pula yang Memberi Manfaat
Mereka yang diwisuda berasal dari dua fakultas, yakni Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Hukum dan Ilmu Sosial Politik. Tiga wisudawati terbaik berasal dari Fakultas Ilmu Hukum dan Ilmu Sosial Politik dengan jurusan Sastra Inggris dan Penerjemahan, memiliki rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di atas 3,6.
Sebagian besar mahasiswa UT Kelompok Pelajar (Pokjar) Singapura merupakan pekerja migran Indonesia yang bekerja di sektor domestik. Beberapa di antaranya juga merupakan pelaut yang bertugas di Singapura. Dari sekitar 250 ribu warga Indonesia di Singapura, sekitar 150 ribu di antaranya adalah pekerja migran di sektor domestik, homecare, dan perkapalan.
Atase Pendidikan & Kebudayaan KBRI Singapura, IGAK Satrya Wibawa, memberikan apresiasi tinggi kepada para wisudawati atas usaha mereka dalam mengejar pendidikan di tengah kesibukan bekerja.