Dia mengatakan beberapa anggota terkecil Persemakmuran, seperti pulau-pulau Pasifik dataran rendah Tuvalu dan Nauru kini dalam keadaan yang berbahaya.
Warga di pulau-pulau itu menurutnya telah mencari tempat baru untuk dikunjungi, karena saat ini permukaan laut sudah naik dan sangat berbahaya.
Dia juga mengecam dampak buruk dari badai yang lebih sering terjadi, termasuk di negara asalnya, Dominica.
"Dominica biasanya terlihat seperti Taman Eden. Tapi setelah Badai Maria (tahun) 2017, bahkan kulit pohon telah dilucuti, tidak ada satu pun daun hijau yang tersisa. Itu seperti Armageddon," ungkapnya.
Pembicaraan iklim PBB di kota Glasgow Skotlandia dari pada 31 Oktober hingga 12 November 2021 bertujuan untuk mengamankan kesepakatan global tentang dekarbonisasi ekonomi dunia dan memetakan jalan umat manusia menjauh dari bencana pemanasan global.
Ia bersikeras bahwa umat manusia 'tidak punya pilihan' selain bertindak, mencatat bahwa negara-negara miskin terkena perubahan iklim juga membutuhkan utang yang luas dan bantuan vaksin Covid-19.
"Kita semua berada dalam badai yang sama, tapi kita jelas tidak berada di kapal yang sama," katanya.
Persemakmuran menyatukan 54 negara dan 2,6 miliar orang, dan Baroness adalah pemimpin wanita pertamanya.