Rumah Sakit di Indonesia Raih Cuan Saat Tangani Pendemi Covid-19, Singapura Justru Catatkan Kerugian

- 4 Mei 2021, 16:45 WIB
ILUSTRASI Rumah Sakit
ILUSTRASI Rumah Sakit /*PIXABAY

SEPUTAR LAMPUNG - Pandemi Covid-19 membuat sektor ekonomi negara terdampak mengalami kerugian.

Pasalnya, beberapa kegiatan ekonomi yang biasanya berjalan menjadi terhenti untuk sementara waktu.

Contohnya saja, negeri tetangga Singapura, dimana negara yang terkenal dengan perawatan medisnya ini mengalami kemunduran dari sektor finansial.

Baca Juga: Tunjangan Hari Raya ASN Kembali Dipotong, Eks Sekretaris BUMN Said Didu: Tanda Kas Negara Sudah S.O.S!

Baca Juga: 5 Anak Pesepak Bola Dunia Ini Digadang-gadang Bakal Jadi Bintang Lapangan Hijau Masa Depan, Siapa Saja?

Pasalnya, orang-orang yang biasanya melakukan perawatan medis ke sana menjadi terhalang karena perbatasan internasional Indonesia masih ditutup.

Saat ini orang-orang yang biasanya menggunakan perawatan medis dari negara tetangga tersebut harus memanfaatkan fasilitas rumah sakit lokal.

"Lebih banyak pasien kanker muncul di rumah sakit yang saya datangi,” kata Edyth Chatrina, seorang pengacara yang membawa ibunya yang berusia 76 tahun untuk perawatan kanker paru-paru di sebuah klinik di Jakarta yang dikelola oleh PT Siloam International Hospitals.

Baca Juga: Contoh Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 H/2021, Bisa Untuk Quotes, Twibbon dan Media Sosial

Baca Juga: Pembagian Harta Gono-Gini dengan Melinda Bisa 'Tendang' Bill Gates dari Daftar 10 Orang Terkaya di Dunia?

Diketahui bahwa hampir semuanya dirawat di Singapura sebelum pandemi Covid-19.

Menurut Matt Zafra, Kepala Sekolah dan Kepala Ilmu Kesehatan dan Kehidupan Asia Pasifik di perusahaan konsultan Oliver Wyman, terdapat sekitar 1,2 juta orang Indonesia melakukan perjalanan ke negara tetangga setiap tahun untuk pemeriksaan kesehatan dan layanan medis lainnya.

Dilansir dari laman South China Morning Post, mereka secara kolektif menghabiskan 2 miliar US dolar atau setara Rp 28,8 triliun dengan kurs Rp 14.443 setiap tahun untuk perawatan kesehatan dan menyumbang lebih dari setengah wisatawan medis di Malaysia dan Singapura.

Baca Juga: Bacaan Niat Puasa Syawal 1442 H/2021: Lengkap Arab, Latin dan Artinya

Baca Juga: Calon Mahasiswa UI Merapat! SIMAK UI Sudah Dibuka dan Bisa Daftar 6 Jurusan Sekaligus, Pahami Cara Daftarnya

Sementara kunjungan pasien asing untuk IHH Healthcare Bhd, yang menjalankan Rumah Sakit Mount Elizabeth di Singapura dan Rumah Sakit Gleneagles di Malaysia, menurun selama pandemi.

Selain itu, rumah sakit Siloam mengharapkan rekor marjin 25 persen untuk pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi pada 2021.

Chief Financial Officer Daniel Phua memperkirakan bahwa marjin Ebitda lebih tinggi sebesar 18,7 persen dalam setahun penuh.

Baca Juga: Jennifer Putri Pertama Bill Gates dan Melinda Curhat atas Perceraian Orangtuanya

Baca Juga: Tetap Setia, Moon Ga Young Lanjutkan Kontrak Ekslusifnya dengan KeyEast!

Saham Siloam telah melonjak 67 persen pada bulan April 2021 dan ditetapkan untuk keuntungan bulanan terbesar setelah perusahaan mencatat rekor laba senilai Rp 165 miliar pada kuartal keempat.

Disisi lain, Singapura Raffles Medical Group sebagai saingannya hanya mengalami kenaikan sebesar 1,8 persen, sedangkan Thomson Medical Group mengalami kerugian sebesar 8,9.

Tak hanya itu, IHH Healthcare Bhd. yang merupakan Perusahaan perawatan kesehatan terdaftar terbesar di Asia Tenggara berdasarkan pendapatan mengalami naik 1,3 persen selama periode yang sama.

Baca Juga: Materi Khutbah Sholat Idul Fitri Singkat 1442 H/2021: 3 Ciri Orang Sukses Usai Ramadhan, Diantaranya Taqwa

Baca Juga: Rocky Gerung Geram, Salahkan Sri Mulyani Jadi Penyebab Ramainya Pasar Tanah Abang: Kan Dia Anjurkan Belanja!

“Kami mengharapkan tantangan jangka pendek yang berkelanjutan dari pandemi,” kata Kelvin Loh, direktur pengelola IHH Healthcare.

Dia tidak menghitung dampak bisnis dari penurunan pasien asing, tetapi pasien lokal mencatat pemulihan yang stabil pada pertengahan tahun 2020.

Ibu Chatrina sendiri pernah dirawat di Rumah Sakit Mount Miriam di Penang, Malaysia, sebelum pandemi itu akhirnya menutup perbatasan internasional.

Baca Juga: 5 Bantuan Sosial (Bansos) Tunai yang Cair Sebelum Lebaran Idul Fitri 2021: Ada BLT UMKM, Diskon PLN, PKH

Baca Juga: Selamat Hari Bidan Sedunia, Berikut Sejarah Singkat yang Diperingati Setiap Tanggal 5 Mei

Dokternya kemudian merujuknya ke klinik spesialis kanker Siloam di Jakarta untuk melanjutkan terapinya.

Menurut laporan Oliver Wyman pada tahun 2018, orang Indonesia yang kaya raya lebih memilih perawatan di luar negeri karena mereka menganggap kurangnya kepercayaan pada sistem dan infrastruktur lokal, serta kekurangan fasilitas kesehatan dan tenaga medis.

"Pandemi Covid-19 telah memberi rumah sakit Indonesia kesempatan sekali seumur hidup untuk membuktikan kualitas perawatan mereka," kata David Arie Hartono, analis di Korea Investment & Securities di Jakarta.

Baca Juga: Gabung YG Entertainment, Son Naeun Apink Resmi Satu Agensi dengan Bigbang dan BLACKPINK!

Baca Juga: Lagi-Lagi Mencari Sensasi, Lucinta Luna Mengaku Hamil dari Pria Bule, Netizen: Halu!

Dilansir dari Kabar Lumajang dalam artikel "Rumah Sakit di Singapura Rugi, Indonesia Malah Untung Saat Covid-19", kemungkinan tantangan akan kembali datang ketika penerbangan Indonesia kembali di buka pada pertengahan tahun 2021.

“Industri rumah sakit di Indonesia bisa menunjukkan kepada pelanggannya apa yang bisa mereka tawarkan kepada pasien,” kata Hartono.

"Jika mereka dapat membuktikan diri, mereka dapat mempertahankan pasien ini dan mencegah mereka mencari perawatan di luar negeri," sambungnya.***(Amalia D/Kabar Lumajang)

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: Kabar Lumajang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah