Kasus Bunuh Diri Meningkat, Jepang Tunjuk Menteri Kesepian, Apa Saja Tugasnya?

- 24 Februari 2021, 16:20 WIB
Ilustrasi stres.
Ilustrasi stres. /Pixabay/

SEPUTAR LAMPUNG – Meningkatnya kasus bunuh diri selama pandemi, membuat Jepang bergerak menunjuk Menteri Kesepian untuk membantu mengatasi masalah tersebut.

Angka kasus bunuh diri semakin banyak terutama ketika pandemi Covid-19. Salah satunya disebabkan karena banyak wanita lajang maupun yang menjadi orang tua tunggal dan tidak memiliki pekerjaan tetap.

Baca Juga: Cara Cepat Dapat Sertifikat Pelatihan Prakerja Gelombang 12, Pilih Mitra Pelatihan Ini! Langsung Berhasil

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 4 SD/MI Halaman 130-131, 137-138, 139 Subtema 3 Pembelajaran 3 dan 4 'Cita-citaku'

Tingkat stres meningkat selama pandemi. Perekonomian lesu dan hal itu membuat mereka merasa kesulitan untuk menopang hidup.

Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga menunjuk Tetsushi Sakamoto sebagai Menteri Kesepian.

Tetshushi Sakamoto adalah seorang anggota kabinet yang sudah mencoba meningkatkan angka kelahiran di Jepang.

Baca Juga: Perpanjang Jam Layanan, PT Pos Indonesia Gerak Cepat Cairkan BST Rp300 Ribu, Simak Penjelasannya

Baca Juga: POPULER HARI INI: Pembahasan dan Kunci Jawaban Buku Tematik Tema 6, 7, 8 Kelas 1, 2, dan 3 SD Lengkap

Suga mencatat, awal bulan ini bahwa wanita Jepang khususnya telah berjuang melawan depresi sejak pandemi virus Corona dimulai sekitar setahun yang lalu.

Hampir 880 wanita bunuh diri di negara itu sendiri pada bulan Oktober.

Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 70 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Juga: 5 Akibat Buruk Minum Es Terlalu Sering Setiap Hari, Waspada Lemak Mengeras Hingga Saraf Terganggu

"Wanita khususnya merasa lebih terisolasi dan menghadapi peningkatan angka bunuh diri," kata Suga dilansir Seputar Lampung dari PikiranRakyat-Cirebon.com pada artikel: Tingkat Bunuh Diri di Jepang Meningkat Selama Pandemi, PM Yoshihide Suga Tunjuk Menteri Kesepian

"Saya ingin Anda memeriksa masalah ini dan mengajukan strategi yang komprehensif," lanjut Suga kepada Menteri Kesepian yang baru.

Sakamoto kemudian mengatakan, ia berharap untuk mempromosikan kegiatan yang mencegah kesepian dan isolasi sosial serta melindungi hubungan antar manusia.

Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 6 Kelas 4 Halaman 95 96 98 99 100101 Subtema 2 Pembelajaran 4 dan 5 Hebatnya Cita-citaku

Baca Juga: KUNCI JAWABAN Lengkap Tema 6 Kelas 2 SD Halaman 150-185, Buku Tematik Subtema 3-4: Merawat Tumbuhan

Dia akan mulai mencoba untuk melakukan koordinasi yang lebih baik antara badan-badan pemerintah dan membentuk forum darurat untuk membahas berbagai masalah.

Apa saja tugas Menteri Kesepian di Jepang?

Michiko Ueda, seorang pakar bunuh diri Jepang, mengatakan bahwa sebagian dari masalah bunuh diri di negara itu disebabkan karena banyaknya wanita lajang yang tidak memiliki pekerjaan tetap.

“Banyak wanita yang tidak menikah lagi. Mereka harus menopang kehidupan mereka sendiri, dan mereka tidak memiliki pekerjaan tetap.

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat 26 Februari 2021, Tema Bulan Rajab: Iman dan Taqwa Kunci Sukses Pedagang Mulia

Baca Juga: Sinopsis Hercai Rabu 24 Februari 2021 di NET TV, Miran dan Reyyan Kembali Hingga Firat Ungkap Fakta Baru

"Jadi ketika sesuatu terjadi seperti pandemi, tentu saja, mereka akan terkena dampak yang sangat keras,” sambungnya.

Lebih banyak milenial Jepang, secara umum, hidup sendiri, dan menjadikan lingkungan kerja sebagai sumber utama sosialisasi langsung mereka.

“Sebelum pandemi, hari-hari biasa bagi mereka yang tinggal sendirian di perkotaan akan terlihat seperti ini: Mereka bekerja dari pagi hingga malam, minum setelah bekerja atau makan bersama teman-teman dan kemudian pulang ke rumah,'' kata Manjo Shimahara, seorang aktivis.

Baca Juga: Kasihan, Remaja Malaysia Berumur 11 Tahun Ini Dipaksa Jadi Orang Tua 4 Orang Anak Karena Hal Ini

Baca Juga: Bapak Ibu Waspada! Ini 5 Tingkah Anak yang Sudah Kecanduan Video Bokep, Nomor 2 Patut Dicurigai

Shimahara mengatakan pandemi telah membuat banyak orang lajang menyadari kenyataan bahwa mereka kesepian.

Mereka menyadari bahwa mereka tidak mengenal siapa pun di lingkungan mereka atau memiliki bar lokal yang dapat mereka sebut sebagai tempat melepas stres mereka.

Baca Juga: Wajib Tahu! 5 Akibat Fatal Terlalu Sering Mengeluarkan Sperma, Berdampak Buruk bagi Kesehatan Pria

Hal inilah yang mendasari terbentuknya Kementerian Kesepian di Jepang.

Sementara itu, Inggris juga mulai menunjuk Menteri Kesepiannya pada tahun 2018 lalu.*** (Linda Agnesia/Pikiran Rakyat Cirebon)

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Pikiran Rakyat Cirebon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah