Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang Menjadi Serangan Pemboman Israel

12 November 2023, 12:50 WIB
Rumah Sakit Indonesia di Gaza lumpuh akibat serangan bom Israel, Ini sejarah berdirinya Rumah Sakit Indonesia di Gaza. /MER-C

SEPUTARLAMPUNG.COM – Rumah Sakit Indonesia menjadi lokasi pengungsian warga Palestina.

Namun baru-baru ini area wilayah rumah sakit Indonesia di Gaza telah diserang bom oleh militer Israel pada Kamis, 9 November 2023.

Sekitar 20 serangan udara dilancarkan oleh militer. Sekitar 20 warga Palestina tewas dan terluka dalam serangan kali ini.

Baca Juga: MUI Keluarkan Fatwa Haram Beli Produk yang Terafiliasi Israel, Ini Produk yang Jadi Target Boikot

Video yang beredar di media sosial TikTok, memperlihatkan dasyatnya pengeboman yang terjadi di sekitar rumah sakit tersebut.

Pemboman tersebut juga menyebabkan kerusakan serius pada beberapa fasilitas Rumah Sakit Indonesia di Gaza.

Akibatnya Rumah Sakit Indonesia di wilayah utara Gaza terancam berhenti beroperasi pada Jumat, 10 November 2023.

Rumah Sakit Indonesia diketahui telah lama berdiri sejak 2015 lalu. Lantas seperti apa sejarah Rumah Sakit Indonesia di Gaza?

Rencana pembangunan rumah sakit Indonesia di Gaza dimulai pada bulan Desember 2008.

Baca Juga: SMA Kebangsaan Lampung Tawarkan Beasiswa 3 Tahun Penuh, Apa Ketentuannya? Cek Syarat dan Cara Pendaftarannya

Saat itu, Israel melancarkan serangan dahsyat di Jalur Gaza.

Pada tanggal 1 Januari 2009, tim medis MER-C dan tim pemerintah Indonesia tiba di Gaza untuk mendistribusikan bantuan kepada para korban.

Selama seminggu kerja di Rumah Sakit Asy-Syifa Kota Gaza, tim MER-C kembali menemui banyak korban yang terluka parah dan mengalami trauma akibat penyerangan.

Faktanya, tidak sedikit warga Palestina yang kehilangan anggota tubuh setelah terkena bom dan rudal Israel tanpa pandang bulu.

Tim MER-C juga mencatat bahwa rumah sakit di Gaza kewalahan menangani jumlah korban.

Selain itu, wilayah utara Gaza berbatasan langsung dengan Israel dan oleh karena itu merupakan daerah yang paling terkena dampaknya.

Baca Juga: Dian Sastro Ungkap Gunakan Parfum saat Dalami Peran Dasiyah Gadis Kretek, Ini Parfum yang Dipakai Jeng Yah

Sebagai zona perang, Gaza hanya memiliki satu rumah sakit berstatus rumah sakit rehabilitasi, yang juga tak luput dari serangan Zionis.

Pada tanggal 23 Januari 2009, tim MER-C bersama beberapa jurnalis Indonesia bertemu dengan Menteri Kesehatan Palestina saat itu, Dr. Bassim Naim.

Pada kesempatan langka di Gaza ini, MER-C untuk pertama kalinya menyampaikan niatnya, yaitu rencana pembangunan RS Indonesia di Jalur Gaza.

Bassim Naim mengatakan, masyarakat Palestina tentu menyambut baik keberadaan fasilitas kesehatan tersebut.

Perwakilan MER-C saat itu, Dr. Joserizal Jurnalis, Sp.OT atas nama masyarakat Indonesia selanjutnya menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Kementerian Kesehatan Palestina yang diwakili oleh Bassim Naim.

Isi Nota Kesepahaman ini menyoroti komitmen pembangunan rumah sakit yang didanai sumbangan masyarakat Indonesia untuk Palestina, khususnya masyarakat Gaza.

Mengapa disebut “Rumah Sakit Indonesia”?

Baca Juga: Live Mexico vs Germany di FIFA U-17 World Cup-Group Stage Jam Berapa? Cek Jadwal Indosiar 12 November 2023

Sebagaimana tercantum dalam situs resmi MER-C, nama ini memuat penegasan bahwa seluruh dana pendirian rumah sakit tersebut berasal dari masyarakat Indonesia.

Nama ini memberi kesan bahwa rumah sakit ini merupakan simpul silaturahmi antara rakyat Republik Indonesia dan rakyat Palestina.

RS Indonesia memiliki luas 16.261 meter persegi. Tanah ini merupakan wilayah pemerintahan Palestina di Gaza.

Mulai dari ide, proses desain dan teknis lainnya untuk membangun fasilitas kesehatan tersebut dengan tangan relawan Indonesia.

Mereka memberi tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Semua ini dilakukan sebagai bentuk jihad profesional.

Lima kontraktor yang bertanggung jawab atas pembangunan rumah sakit ini berasal dari perusahaan terbesar di Gaza, yang sebelumnya melalui mekanisme tender.

RS Indonesia telah mencetak dua rekor pengecoran terbesar terbesar di Gaza.

Baca Juga: Masuk ke kjp.jakarta.go.id, Cek Penerima KJP Plus Tahap 2 2023, Hubungi Ini bagi yang Belum Terdaftar!

Yang pertama adalah pengecoran lantai dua Rumah Sakit Indonesia dengan volume 483 m3.

Dua bulan kemudian, pada bulan Maret 2012, 500 meter kubik beton dilakukan pengecoran pada lantai tiga dan selesai dalam waktu 8 jam.

Proyek pembangunan rumah sakit Indonesia tahap pertama difokuskan pada konstruksi struktural.

Durasi pekerjaan berlangsung dari Mei 2011 hingga April 2012.

Sejak tahap persiapan yakni sepanjang tahun 2010 dan tahap awal pekerjaan selalu penuh tantangan.

Sumber utama permasalahannya adalah blokade dan bahkan serangan yang dilancarkan Israel terhadap Gaza.

Berbeda dengan pekerjaan tahap pertama yang dilakukan oleh kontraktor lokal, pekerjaan tahap kedua akan dilaksanakan seluruhnya oleh putra bangsa Indonesia, baik insinyur dan pekerja.

Pada bulan Februari 2014, pembangunan RS Indonesia yang terdiri dari 2,5 lantai dan luas total hampir 10.000 meter persegi dinyatakan selesai.

Baca Juga: Fatwa MUI: Haram Beli Produk Pro Israel dan Pendukungnya, Ini Alternatif Pengganti yang Masuk Daftar Boikot

Tepatnya pada tanggal 27 Desember 2015, RS Indonesia di Gaza resmi dibuka dan dioperasikan.

Acara peresmian berlangsung secara simbolis di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada tanggal 9 Januari 2016.

Acara tersebut disaksikan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Kementerian Luar Negeri RI Retno LP Marsudi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, serta perwakilan negara sahabat.

Penyerahan tersebut dilakukan oleh Presidium MER-C kepada Pemerintah Palestina yang diwakili oleh Menteri Kesehatan Palestina, Dr. Jawad M Awwad dan Duta Besar Palestina untuk Republik Indonesia saat itu, Fariz Mehdawi.

Rumah sakit Indonesia di Gaza dilengkapi dengan peralatan medis canggih dengan kualitas terbaik.

Total pembangunan rumah sakit umum mencapai Rp 126 miliar dan seluruhnya merupakan sumbangan masyarakat Indonesia.

Namun saat ini Rumah Sakit Indonesia di Gaza telah lumpuh akibat serangan pemboman Israel sehingga tidak dapat beroperasi lagi karena keterbatasan alat, pasokan bahan bakar listrik dan obat-obatan yang sudah habis.***

Editor: Dzikri Abdi Setia

Terkini

Terpopuler