Makna Syair Gundul Pacul Ciptaan Sunan Kalijaga 6 Abad Lampau, Sindiran untuk Para Penguasa

- 13 Agustus 2021, 13:00 WIB
Syair Gundul Pacul sering dimaknai sebagai penguasa tanpa mahkota.
Syair Gundul Pacul sering dimaknai sebagai penguasa tanpa mahkota. /Pixabay

SEPUTARLAMPUNG.COM - Gundul-gundul pacul-cul gembelengan, nyunggi-nyunggi wakul gembelengan, wakul glimpang segane dadi sak latar.

Anda mungkin sering mendengar lantunan syair Gundul Pacul terutama waktu masih kecil? Ya, syair berbahasa Jawa ini sudah dipopulerkan sejak jaman Sunan Kalijaga 6 abad yang lampau.

Sunan Kalijaga kala itu menciptakan syair Gundul Pacul sebagai sebuah nasihat atau sindiran bagi penguasa untuk tidak berlaku sombong.

Baca Juga: Apakah BLT Subsidi Gaji Masuk ke Rekening BSI Hari Ini? Pahami Syarat Pencairan BSU Ketenagakerjaan

Lirik yang penuh dengan bahasa kiasan ini ternyata memiliki makna yang sangat dalam.

Dilansir dari laman BKD Pemprov Jogja, gundul dalam bahasa Indonesia berarti botak. Sementara rambut sering dianalogikan sebagai mahkot. Dalam syair itu, gundul merupakan simbol kehormatan tanpa mahkota.

Semenatra ‘Pacul’ bahasa Indonesianya adalah cangkul, sebuah alat yang sering dipakai petani untuk bekerja di sawah. Pacul menjadi simbol kawula rendah, yakni petani.

Kata Gundul Pacul sendiri berarti seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota, tetapi dia yang mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya.

Dalam filosofi Jawa, pacul bisa merupakan akronim dari 'Papat Kang Ucul’ (empat hal yang lepas).

Baca Juga: Macam-macam Kelainan pada Tulang, Pengertian dan Ciri-Ciri Lordosis, Skoliosis, Kifosis, Osteoporosis

Di mana kemuliaan seseorang tergantung pada empat hal tersebut, yaitu bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya.

  1. Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat/masyarakat.
  2. Telinga digunakan untuk mendengar nasehat.
  3. Hidung digunakan untuk mencium wewangian kebaikan.
  4. Mulut digunakan untuk berkata adil.

Jika empat hal itu lepas, maka lepas pulakehormatannya.

Sementara ‘Gembelengan’ artinya besar kepala, sombong dan bermain-main dalam menggunakan kehormatannya.

Berikut makna syair Gundul Pacul ciptaan Sunan Kalijaga:

Baca Juga: Terbukti Bersalah, Seungri eks BIGBANG Divonis 3 Tahun Penjara dan Denda Sebesar Rp14,29 Miliar!

Gundul-gundul pacul-cul gembelengan

Pemimpin itu bukanlah orang yang mengenakan mahkota, melainkan orang yang mampu menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya untuk kebaikan rakyat dan jangan jadi gembelengan (sombong dan besar kepala).

Nyunggi-nyunggi wakul gembelengan

Mengemban amanah rakyat (nyunggi wakul) jangan jadi sombong dan besar kepala.

Wakul glimpang segane dadi sak latar.

Jika amanah tidak ditunaikan (wakul glimpang) maka kehormatan penguasa akan jatuh, dia menjadi tidak berharga dan sia-sia bagi orang banyak (segane dadi sak latar). 

 

Sungguh makna yang sangat dalam untuk sebuah lirik sederhana, di sanalah terlihat kebijaksanaan Sunan Kalijaga dalam menasehati penguasa di masanya. 

Mungkinkah bisa berlaku untuk saat ini? ***

Editor: Dzikri Abdi Setia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah