Banyak Digemari, Ternyata Makanan Ini Pemicu Nyeri Haid yang Sakitnya Luar Biasa, Ini Kata dr. Zaidul Akbar

8 November 2021, 11:45 WIB
dr. Zaidul Akbar.* /Tangkap layar YouTube.com/Bisikan.com

SEPUTARLAMPUNG.COM – Saat menjelang atau di hari pertama masa datangnya menstruasi, biasanya akan disertai juga dengan rasa sakit yang luar biasa di area bagian perut bawah.

Nyeri haid kadang bisa hilang dengan sendirinya tanpa mengkonsumsi obat. Namun, bagi yang mengalami rasa sakit yang cukup berat hingga berakibat pingsan, harus segera mendapat penanganan tepat.

Kendati nyeri saat haid adalah kasus yang normal dialami setiap wanita. Akan tetapi hal ini tidak bisa didiamkan jika intensitasnya terlalu sering dan gangguannya cukup parah. Karena ditakutkan ada kaitannya dengan gangguan pada area reproduksi.

Melansir dari kanal YouTube resmi dr Zaidul Akbar Official yang tayang pada Senin, 23 Agustus 2021 lalu, salah satu penyebab nyeri haid tidak tertahankan bisa berasal dari asupan makanan tidak sehat yang kita konsumsi.

Menurut dr. Zaidul Akbar, makanan yang mengandung tepung, terutama terigu, merupakan jenis makanan yang tidak sehat, misalnya gorengan dan mie instan. Makanan inilah yang dapat menjad pemicu nyeri haid yang tidak tertahankan.

Baca Juga: SEJARAH singkat Hari Pahlawan 10 November, Ini Twibbon dan Logo untuk Memperingati Hari Pahlawan Nasional 2021

Baca Juga: INI PREDIKSI Jadwal Pencairan KJP Tahap 2/2021: Ingat, Hanya Siswa SD-SMA Tipe Ini yang Dapat Dana KJP Plus

"Lihat anak perempuan sekarang, saat menstruasinya datang sakitnya luar biasa, salah satu pemicunya bahwa saya katakan tepung-tepung tadi," kata dr Zaidul Akbar.

Namun, bukan berarti tidak boleh makan makanan yang mengandung tepung sama sekali. Tetapi mengganti bahan pembuat tepung.

Dokter Zaidul Akbar menyarankan, jika ingin makan mie, makanlah mie yang bahan pembuatnya dari gluten seperti wortel, brokoli, dan lainnya.

"Ada jenis yang bisa Anda makan, jadi kalau Anda mau makan mi, silahkan makan mi tapi jangan dari tepung terigu. Makanlah mi dari non gluten, bisa bikin mi dari wortel, bisa bikin mi dari brokoli, bisa bikin mi dari, macam-macamlah, Anda juga lebih paham tentang itu" kata dr. Zaidul Akbar.

Jika menjauhi jenis makanan yang mengandung tepung-tepungan, lama-kelamaan tubuh akan menyembuhkan dirinya sendirinya.

Baca Juga: Jangan Bawa Ngebut Pajero dan Fortuner, Bentuk Badan Mobil Tidak Cocok untuk Kecepatan Tinggi?

Baca Juga: SISWA SD/SMP Cek Status Nama Penerima KJP Tahap 2 di Link Ini, Lakukan Ini jika Tidak Terdaftar KJP Plus 2021

"Lalu yang terjadi apa? Nanti tubuhnya lama-lama akan healing sendiri," lanjutnya.

Dengan menjalankan pola hidup sehat, maka tubuh akan mampu memulihkan diri hanya dalam waktu tiga hingga enam bulan.

"Saya perhatikan, orang-orang yang mulai mengikuti pola-pola JSR, itu kurang dari tiga bulan atau paling lama enam bulan, tubuhnya itu kayak restore, riset ulang," ucap dr Zaidul Akbar.

“Kenapa? Karena memang tujuh puluh sampai delapan puluh persen kekebalan tubuh atau sistem imun kita itu letaknya di pencernaan,” sambungnya.

Lebih lanjut, dokter Zaidul menjelaskan tentang hubungan antara pencernaan dengan otak, yang disebut dengan istilah Gut Brain Axis.

“Jika pencernaan bermasalah, itu ada sudah kongslet, maka akan berdampak pada otak. Hubugan antara pencernaan dan otak ini disebut dengan nama Gut Brain Axis,” kata dr Zaidul Akbar.

Baca Juga: Sempat Jadi Pertanyaan Publik, Pihak Keluarga Bibi Ardiansyah Akhirnya Ungkap Siapa yang Akan Mengasuh Gala

Baca Juga: PIP Kemdikbud akan Cair Lagi untuk 73 Ribu Pelajar SMA/SMK, Cepat Lapor Kesini jika Tidak Terdaftar

"Jadi otak kita itu berfikir, sikap segala macam itu salah satu kaitannya itu juga berasal dari apa yang dimakan atau apa yang dikonsumsi atau diserap oleh perut kita," lanjutnya.

Menurut dr. Zaidul Akbar, kondisi mood atau persaan seseorang bisa dipengaruhi oleh asupan makanan yang dikonsumsinya.

"Jadi kalau lagi bete-betean, kalau lagi nggak baik mood-nya, coba cek apa yang dimakan, ya bisa jadi mineralnya kurang, vitamin kurang, banyak yang kurang, akhirnya menyebabkan nggak nyambung antara otak dan pencernaan, itu namanya Gut Brain Axis," imbuh dr Zaidul Akbar di akhir videonya.***

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler