Sponsori BRI Liga 1, Dirut BRI Tak Segan Bawa Filosofi Sepak Bola pada Perusahaan yang Dipimpin

- 12 September 2021, 15:52 WIB
Dirut BRI Sunarso mengaku hobi bermain bola sejak kecil.
Dirut BRI Sunarso mengaku hobi bermain bola sejak kecil. /BRI

SEPUTARLAMPUNG.COM - Kompetisi kasta utama sepak bola tanah air kembali bergulir pada Jumat, 27 Agustus 2021 lalu dengan BRI sebagai title sponsor. Partisipasi BRI mendukung kompetisi BRI Liga 1 ini juga untuk menggerakkan perekonomian nasional khususnya agar industri sepak bola nasional, termasuk UMKM di industri turunannya kembali bergeliat.

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa dengan peran yang sedemikian besar, BRI tergerak untuk menjadi title sponsor. “Sebagai perusahaan BUMN, BRI terus menciptakan value, baik economic value maupun social value kepada seluruh stakeholders, utamanya kepada masyarakat. Dengan menjadi sponsor utama Liga 1, BRI mewujudkan komitmen tersebut, bahwa keberadaan BRI memberikan makna bagi masyarakat Indonesia,” tambahnya.

Sunarso menambahkan, sepak bola bukan sekadar olah raga dan hiburan masyarakat. Melampaui hal itu sepak bola adalah seni manajerial untuk meraih tujuan bersama yaitu kemenangan dan menjadi juara. Dia menuturkan, sudah tertarik dengan sepak bola sejak sejak kecil. Hobinya bermain sepak bola ternyata berlanjut hingga saat ini.

Baca Juga: Tidak Lolos BPUM September 2021? Pedagang Kaki Lima (PKL) Masih Bisa Dapat Bantuan Rp1,2 juta, Cek Syaratnya

Ketika sudah meraih kesuksesan sebagai orang nomor satu di bank terbesar di Tanah Air pun, Sunarso masih suka bermain sepak bola. Kini dia sering bermain dengan seragam kesebelasan dari BRI, tentunya lengkap dengan sepatu sepak bola. Namun, sekarang sepak bola baginya bukan cuma hobi. Sunarso tak segan membawa filosofi sepak bola dimanapun ia memimpin perusahaan. Di bawah kepemimpinannya, BRI bahkan mampu melalui tantangan yang sifatnya global atas krisis yang disebabkan oleh pandemi Covid-19.

Menurut Sunarso, sepak bola adalah miniatur dari sesuatu yang besar atau simplifikasi dari sesuatu yang kompleks. Yakni sebagai organisasi. Dalam bermain sepak bola di dalam lapangan 11 orang pada satu tim harus teroganisir dengan baik yang tujuannya untuk menciptakan Gol (goal - tujuan). Pun demikian dengan organisasi yang juga memiliki goal (tujuan) yang ingin dicapai bersama. “Baik dalam sepak bola ataupun organisasi yang profit oriented seperti BRI, ada kerja sama, hingga mekanisme pengambilan keputusan agar bisa menciptakan goal. Itu (sepak bola) menurut saya baik untuk saya jadikan modelling untuk melakukan strategizing di organisasi,” tuturnya.

Sebagai CEO, dia pun menyinggung strategic management dalam dunia sepak bola maupun dalam korporasi besar seperti BRI. Dia mencontohkan ada satu negara di Asia yang menetapkan visinya ingin menjadi juara dunia sepak bola pada 2050. Jika pemain sepak bola berada pada masa produktifnya pada usia 25 tahun, artinya pemain-pemain yang dirancang untuk mejadi juara dunia tersebut saat ini belum dilahirkan. Dari contoh tersebut, menurut Sunarso menjadi juara dunia memerlukan visi yang harus dibangun dan dipersiapkan sejak jauh-jauh hari.

Baca Juga: 5 Rekomendasi HP Rp2 Jutaan Terbaik Periode September 2021, Ada Redmi Note 10s, Ini Spesifikasi dan Harganya

Pembangunan dan persiapan dalam menggapai visi juara tersebut, lanjut dia, akan terkait dengan proses pembentukan fisik, karakter, keterampilan, hingga tingkat kecerdasaan pemain. Pun demikian dengan perusahaan besar seperti BRI, manajemen saat ini harus merancang visi atau road map sematang mungkin untuk menentukan keberlajutan dan meraih keberhasilan di masa depan.

Halaman:

Editor: Dzikri Abdi Setia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x