Ketika Jepang mulai mengalami kekalahan perang di Asia Timur Raya atau sebagian besar di wilayah Pasifik hingga Asia Tenggara, para tokoh-tokoh Indoensia waktu itu mulai menyadari melakukan usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia.
Para tokoh politik seperti Ir Soekaro, Mr Soepomo, Mr Mohammad Yamin, Mohammad Hatta, Haji Agus Salim, KH Wahid Hasjim, KH Abdoel Kahar Moezakir mulai menggagas persiapan kemerdekaan.
Baca Juga: Berapa Gaji Abdee Slank Sebagai Komisaris PT. Telkom? Berikut Rincian Gaji dan Insentifnya
Hal itu juga untuk menegaskan bila saat nanti Indonesia merdeka itu bukan hadiah dari Jepang. Namun sebagai upaya dari seluruh bangsa Indonesia waktu itu.
Para tokoh-tokoh itu kemudian sepakat membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). BPUPKI dibentuk untuk menyelidiki hal-hal yang penting sekaligus menyusun rencana mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia.
BPUPKI mengadakan sidang di Jakarta atau Batavia waktu itu pada akhir bulan Mei 1945.
Sidang pertama BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945 yang diadakan di Gedung Chuo Sangi in (sekarang bernama gedung Pancasila) di Jalan Pejambon 6. Tempat yang menjadi lokasi perumusan tersebut kelak dikenal sebagai Gedung Pancasila.
Para anggota BPUPKI membahas mengenai dasar-dasar negara.
Sidang berjalan hampir 5 hari dan cukup alot pembahasan dengan berbagai pemikiran dari para tokoh-tokoh tersebut.
Penetapan Hari Lahir Pancasila yang jatuh pada tanggal 1 Juni didasari oleh ketika Presiden Pertama Indonesia Ir. Soekarno yang berpidato dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tanggal tersebut.