Robert Baden Powell adalah Bapak Pandu Sedunia, Lalu Siapakah Bapak Pramuka Indonesia?

12 Agustus 2021, 06:05 WIB
Ilustrasi Hari Pramuka 2021 yang ke-60. Siapakah Bapak Pramuka Indoensia? /freepik.com/freepik/

SEPUTARLAMPUNG.COM - Siapakah Bapak Pandu Sedunia dan siapakah Bapak Pramuka Indonesia? Anda akan mendapatkan jawabannya di artikel ini.

Tak lama lagi kita akan memperingati Hari Pramuka yang dirayakan setiap tanggal 14 Agustus 2021.

Saat merayakan Hari Pramuka, ada satu sosok yang selalu kita kenang. Yakni Robert Baden-Powell, yang tidak lain merupakan pendiri organisasi pramuka dunia.

Robert Stephenson Smyth Baden-Powell atau lebih akrab dipanggil B-P, lahir di Paddington, London, pada 22 Februari 1857 dari pasangan Baden Powelll dan Henrietta Powell.

Baca Juga: Ucapan Selamat HUT Ke-60 Pramuka dari Bapak Pramuka Dunia Robert Baden Powell, Cocok Buat Status Media Sosial

Ia telah menjadi yatim saat usianya masih balita. B-P mendapatkan pendidikan pertama dari ibunya, kemudian melanjutkan pendidikannya ke Rose Hill School.

Saat mendapat beasiswa ke Charterhouse Schoo, di sinilah ia mengekplorasi minat dan bakatnya dalam dunia seni kepanduan dan kerajinan kayu. 

Bibit-bibit kepanduan muncul dari kegemarannya itu. Ia pun suka berpetualang atau melakukan ekspedisi seperti berlayar di pesisir selatan Inggris hingga naik kano di Sungai Thames.

Aktivitas berpetualang ini biasa ia lakukan bersama dengan saudara laki-lakinya. Ia pun akhirnya mengikuti ujian masuk tentara dan bisa meraih ranking kedua dari ratusan pelamar lain.

Saat berkarier di militer ini, B-P terkenal dengan berbagai metodenya yang tidak biasa, misalnya memberikan penghargaan berupa lencana kepada para tentara yang ia latih.

Baca Juga: Kumpulan Link Twibbon Gratis Tanpa Ribet, Cara Pasang, dan Ucapan HUT Ke-60 Pramuka (Praja Muda Karana) 2021

Karier militernya bisa dibilang sangat baik. B-P berjasa besar saat membantu mempertahankan kota Mafeking di Afrika Selatan yang dikepung selama 217 hari di masa Perang Boer.

Gerakan kepanduan dimulai saat B-P mengadakan perkemahan eksperimental di Pulau Brownsea di Dorset pada tahun 1907. Perkemahan tersebut dihadiri oleh 22 anak laki-laki.

Bukunya yang berjudul 'Scouting for Boys' atau 'Kepanduan untuk Anak Laki-Laki' diterbitkan pada tahun 1908 setiap 2 minggu sekali dan dibagi menjadi 6 bagian.

Inilah awal dari kemunculan beberapa kelompok Patroli Pramuka yang beranggotakan anak laki-laki yang mengamalkan apa yang tertulis di buku tersebut.

'Scouting for Boys' akhirnya menjadi buku panduan bagi gerakan baru tersebut yang hingga kini telah diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia.

Dilansir dari laman Scout.org, sejak saat itu kelompok Pramuka mulai bermunculan di beberapa negara. Hingga pada bulan September 1908, Baden-Powell harus mendirikan sebuah kantor untuk menangani banyak pertanyaan yang diterimanya. Kepanduan tersebar dengan cepat di seluruh dunia.

Baca Juga: Sejarah, Lagu, Pantun dan Twibbon Hari Pramuka yang Diperingati 14 Agustus 2021

Setelah pensiun dari militer pada tahun 1910 di usian 53 tahun, B-P kemudian fokus mengabdi di bidang kepanduan. Ia pun mengembangkan Boy Scouting dan Girl Guiding, berkeliling ke seantero penjuru untuk menginsiprasi.

Jambore Kepanduan Dunia pertama diadakan di Olympia, London pada tahun 1920. Di acara itu Baden Powel kemudian dinobatkan sebagai Pimpinan Pramuka Dunia.

B-P mendapatkan gelar kebangsawanan di Jambore Dunia ketiga yang diberika oleh H.M. The King, dengan gelar Lord Baden Powell of Gilwell.

Sejak peristiwa yang bersejarah itu, Lord Baden Powell telah menulis kurang lebih 32 buku dan terus mengabdi di gerakan kepanduan dunia. Total ada 28 penghargaan asing dan 19 penghargaan Pramuka ia dapatkan dari seluruh dunia.

Pramuka menjadi sebuah kegiatan positif yang mendunia termasuk di Indonesia. Kegiatan ini kadang menjadi ekstrakurikuler wajib di sekolah karena manfaatnya yang dirasa luar biasa bagi siswa.

Jika Robert Baden Powell dikenal sebagai Bapak Pandu Sedunia, lalu siapakah Bapak Pramuka Indonesia?

Adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX, tokoh yang dikenal sebagai Bapak Pramuka Indonesia.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX memiliki jasa sangat yang sangat luar biasa dalam pembentukan organisasi pramuka di Indonesia.

Berikut profil singkat dari Bapak Pramuka Indonesia tersebut.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Earbuds TWS Terbaik Periode Agustus 2021: Mulai Redmi Airdots, Mifa X3, Hingga Sennheiser

Lahir di Yogyakarta pada 12 April 1912, Sri Sultan Hamengkubuwono IX memiliki nama kecil Gusti Raden Mas Dorojatun.

Ia merupakan putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah atau Kanjeng Ratu Alit.

Keterlibatan Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam Pramuka dimulai sejak ia masih kanak-kanak. Ia tercatat sebagai anggota welp (siaga), jenjang kepramukaan terendah (6-11 tahun).

Lalu pada 18 Maret 1940, Sri Sultan Hamengkubuwono IX ditetapkan sebagai Sultan Yogyakarta. Ia juga merupakan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta pertama setelah Indonesia merdeka.

Aktif dalam bidang organisasi kepanduan sejak masih muda menjadi salah satu latar belakang yang membuat Sri Sultan Hamengkubuwono IX diangkat menjadi Pandu Agung atau pemimpin kepanduan sekitar awal tahun 1960-an.

Baca Juga: AWAS, Tidak Rajin Bersihkan Mulut dan Gigi Bisa Timbulkan Karang Gigi: Penyebab Penyakit Jantung hingga Stroke

Bersama Soekarno yang tidak lain adalah Presiden Indonesia saat itu, Sri Sultan berencana menyatukan organisasi kepanduan serta mendirikan organisasi pramuka di Indonesia.

Organisasi pramuka di Indonesia akhirnya resmi berdiri pada 14 Agustus 1961. Organisasi ini merupakan peleburan dari berbagai organisasi kepanduan di Indonesia.

Kata 'Pramuka' sendiri diambil dari kata 'Poromuko', yang berarti prajurit terdepan dalam sebuah peperangan. Selain itu, kata 'Pramuka' juga merupakan singkatan dari 'Praja Muda Karana', yang berarti jiwa-jiwa muda yang berkarya.

Selama 13 tahun, Sri Sultan Hamengkubuwono IX menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional. Yakni dari tahun 1961 hingga 1974.

Jasa Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang sangat dalam bidang pramuka ini membuatnya dianugerahi Bronze Wolf Award dari World Organization of the Scout Movement (WOSM), pada tahun 1973.

Penghargaan ini merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan pada tokoh yang sangat berjasa besar dalam pengembangan pramuka.***

Editor: Ririn Handayani

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler