NU Kini Berusia Satu Abad, Bagaimana Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama yang Diperingati Pada 31 Januari?

- 30 Januari 2023, 12:25 WIB
Sejarah lahirnya Nahdlatul Ulama (NU), yang diperingati setiap 31 Januari.
Sejarah lahirnya Nahdlatul Ulama (NU), yang diperingati setiap 31 Januari. /Twibbonize

SEPUTARLAMPUNG.COM – Simak sejarah lahirnya Nahdlatul Ulama (NU), yang diperingati pada 31 Januari, setiap tahunnya.

Tahun ini, 31 Januari 2023, NU akan memperingati hari lahir satu abad, atau usia ke-100 tahun.

NU merupakan organisasi Islam yang terbesar, dengan jumlah anggota terbanyak di Indonesia.

Organisasi ini berbasis massa dan berada di bawah kepemimpinan ulama. Sehingga NU dapat disebut juga sebagai jam’iyyah diniyah atau organisasi keagamaan.

Baca Juga: Referensi Materi Khutbah Jumat Singkat Edisi 3 Februari 2023 dengan Tema Tumbuhan pun Bertasbih kepada Allah

NU berdiri atas gagasan dari para ulama ternama, pada pada 31 Januari 1926, bertepatan dengan 16 Rajab 1344 H.

Berdirinya NU didasarkan pada tiga motivasi, yaitu agama, membangun nasionalisme, dan mempertahankan akidah ahlussunnah wal jamaah.

Sehingga dapat disebutkan bahwa pendirian NU bukan hanya untuk menegakkan syiar agama Islam, melainkan juga turut membangkitkan jiwa nasionalisme.

Beberapa ulama atau kiai yang turut berperan penting dalam berdirinya NU, di antaranya yaitu K.H. Cholil Bangkalan, K.H. Hasyim Asy’ari, dan K.H. As’ad Syamsul Arifin.

Baca Juga: Link Live Streaming Indosiar PSM Makassar vs RANS Nusantara BRI Liga 1 2022/2023, Catat Jadwal Kick Off

Hal ini bermula dari gagasan K.H. Abdul Wahab Chasbullah untuk mendirikan Jam’iyyah, yang langsung disampaikan kepada K.H. Hasyim Asy’ari untuk meminta persetujuan.

K.H. Hasyim Asy’ari yang dikenal sebagai Bapak Umat Islam Indonesia (Jawa), menjadi tempat meminta nasihat dari para tokoh pergerakan nasional.

Akan tetapi, K.H. Hasyim Asy’ari tidak langsung menyetujui gagasan tersebut. Melainkan meminta petunjuk terbeluh dahulu kepada Allah SWT, dengan melakukan sholat istikharah.

Petunjuk yang merupakan hasil dari istikharah K.H. Hasyim Asy’ari, ternyata diterima oleh K.H. Cholil Bangkalan.

Pada tahun 1924, santri As’ad diminta oleh K.H. Cholil untuk mengantarkan sebuah tongkat kepada K.H. Hasyim Asy’ari di Tebuireng, beserta seperangkat ayat Al-Qur’an Surat Thaha ayat 17-23, yang mengisahkan mukjizat Nabi Musa as.

Suatu ketika, santri As’ad diutus lagi oleh K.H Cholil untuk mengantarkan seuntai tasbih lengkap dengan bacaan Asmaul Husna kepada K.H. Hasyim pada tahun 1925.

Ketika sampai di Tebuireng, K.H. Hasyim Asy’ari menerima tasbih tersebut, lalu bertanya mengenai pesan lainnya yang dititipkan dari Bangkalan.

Baca Juga: Ini 2 SMA Terbaik di Solok Sumatera Barat Masuk Daftar Sekolah Unggul Top 1000 LTMPT 2022, Ranking Berapa?

Santri As’ad hanya menjawab, “Ya Jabbar, Ya Qahhar” (berarti menyebut nama Tuhan Yang Maha Perkasa), dua Asmaul Husna yang terus diulang hingga tiga kali sesuai pesan sang guru.

Mendengar lantunan tersebut, lantas K.H. Hasyim Asy’ari berkata, “Allah SWT telah memperbolehkan kita untuk mendirikan jam'iyyah.”

Lahirnya NU juga erat dengan sejarah pembentukan Komite Hijaz, yang merupakan delegasi Muktamar Dunia Islam di Makkah pada 1926.

Saat itu, K.H. Raden Asnawi terpilih sebagai delegasi Komite Hijaz. Sehingga lahirlah Jam’iyyah Nahdlatul Ulama sebagai institusi yang mengirim beliau.

Nama Nahdlatul Ulama, merupakan usulan dari K.H. Mas Alwi bin Abdul Aziz.

Itulah informasi terkait sejarah lahirnya Nahdlatul Ulama, yang diperingati pada 31 Januari, setiap tahunnya.***

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: nu.or.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x