7. Lettu Pierre Andreas Tendean
Pierre Tendean sebenarnya bukan sasaran penculik. Akan tetapi, pada 1 Oktober 1965, dirinya sedang berada di rumah Jenderal A.H. Nasution, atasannya.
Saat rombongan penculik datang dan bertanya kepada Tendean, apakah dirinya adalah A.H. Nasution, Tendean pun menjawab bahwa dialah Jenderal Nasution. Tindakan itu dilakukannya agar sang Jenderal selamat.
Dalam peristiwa itu, putri Nasution yang bernama Ade Irma Suryani yang saat itu masih berumur lima tahun ikut terbunuh.
8. Aipda (anm.) Karel Satsuit Tubun
Aipda (anm.) Karel Satsuit Tubun menjadi satu-satunya korban yang bukan anggota TNI. Saat itu ia sedang berjaga di rumah wakil PM Johannes Leimena. Ia ditembak saat ingin menghalangi PKI yang berusaha melumpuhkan pasukan di rumah Leimena.
Meski tidak termasuk yang dibuang ke lubang buaya, namun ia termasuk ke dalam salah satu Pahlawan Revolusi.
Baca Juga: 7 Fakta Pemberontakan G30S PKI, Gerakan yang Mengancam Keutuhan Bangsa Indonesia
9. Brigjen Katamso Darmokusumo
Saat itu Brigjen Katamso sedang bertugas di Yogyakarta. Sepulang dari rapat, ternyata militer Yogyakarta yang berpihak pada PKI telah mengambil alih markas. Anak buahnya pun berkhianat.