Di sinilah dia bertemu dengan Rukmini, gadis yang berhasil memikat hatinya. Saat itu Pierre baru berusia 22 tahun.
Pertemuan pertama mereka terjadi di rumah Rukmini, saat Pierre diajak kedua sahabatnya yakni Satrijo Wibowo dan Setijono Hadi untuk bertamu ke rumah Chaimin, Ayah Rukmini.
Keduanya pun saling jatuh hati. Pierre mengagumi sikap Rukmini yang lemah lembut juga santun dan Rukmini menyukai Pierre yang sopan juga cerdas. Keduanya pun menjalin hubungan kasih.
Perlu diketahui, Pierre berumur 8 (delapan) tahun lebih tua daripada Rukmini.
Perjalanan cinta keduanya pun tidak mulus, Pierre dan Rukmini terhalang perbedaan agama. Pierre beragam Kristen sedangkan gadis pujaannya beragama Islam.
Tak hanya itu, mereka juga harus menjalani hubungan jarak jauh karena pasca satu tahun menjadi Komandan Pleton Batalyon Zeni Tempur 2 Kodam II/Bukit Barisan di Medan, Pierre harus berangkat ke Bogor untuk mengenyam pendidikan di sekolah intelijen.
Lulus dari sekolah intelijen, Pierre pun langsung ditugaskan di Dinas Pusat Intelijen Angkatan Darat (DiPIAD). Tak lama dia pun kemudian ditugaskan oleh menjadi mata-mata di Malaysia.
Pierre Tendean bertugas memimpin sekelompok relawan di beberapa daerah untuk menyusup ke Malaysia.