Malam 1 Suro 2022 Kapan, Hari Apa, Tanggal Berapa? Makna Tradisi Malam Satu Suro dan Mitos Masyarakat Jawa

- 17 Juli 2022, 07:20 WIB
1 Suro 2022, Jatuh Pada Tanggal Berapa? Apa Keistimewaan Malam 1 Suro 2022 dalam Penanggalan Jawa
1 Suro 2022, Jatuh Pada Tanggal Berapa? Apa Keistimewaan Malam 1 Suro 2022 dalam Penanggalan Jawa /Pixabay/TeamwerkAG

SEPUTARLAMPUNG.COM – Malam 1 Suro 2022 kapan, hari apa dan tanggal berapa? Berikut makna tradisi malam Satu Suro dan mitos masyarakat Jawa di bulan Muharram.

Bulan Suro atau Sasi Sura merupakan bulan pertama dari 12 bulan dalam almanak kalender Jawa.

Kalender Jawa merupakan sistem penanggalan yang dipakai oleh Kesultanan Mataram dibawah pimpinan Sultan Agung Hanyakrakusuma sekitar 1613-1645.

Baca Juga: Jelang HUT RI ke-77, Gema Family Club Gelar Turnamen Bola Voli di Banarjoyo, Batanghari, Lampung Timur

Tanggal 1 Bulan Sura atau Sasi Suro (bertepatan dengan tanggal 1 bulan Muharram) merupakan hari pertama dalam kalender Jawa, sehingga 1 Suro atau 1 Sura, dan bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Hijriyah.

Bulan pertama pada kalender Jawa adalah Sura. Kemudian Sapar, Mulud, Bakda Mulud, Jumadilawal, Jumadilakir, Rejeb, Ruwah, Pasa, Syawal, Sela, dan Besar.

Seperti diketahui, penyebutannya hampir identik dengan nama-nama bulan dalam Kalender Hijriyah.

Peringatan 1 Suro 2022 yang dikenal dalam masyarakat Jawa sebagai sesuatu yang sakral jatuh. Lantas kapan, hari apa, dan tanggal berapa malam satu Suro 2022?

Baca Juga: KLIK 2 Link Live Streaming Leg 2 Final Borneo vs Arema FC Piala Presiden di Indosiar, Minggu 17 Juli 2022

Berdasarkan kalender Jawa 1 Suro 2022 jatuh pada tanggal 30 Juli 2022 yang merupakan akhir bulan Juli dan bertepatan hari Sabtu, artinya malam satu suro jatuh pada malam Sabtu.

Jika menilik dari kalender Islam, 1 Suro 2022 yakni tanggal 30 Juli 2022 juga bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1444 H dan pada 1 Muharram adalah diperingati sebagai tahun baru bagi umat Islam.

Dikutip dari situs resmi Rumah Belajar Kemdikbud dan Petabudaya Belajar Kemdikbud, berdasarkan atas pertimbangan pragmatis, politik dan sosial, penanggalan Jawa memiliki dua sistem perhitungan yaitu mingguan (7 harian) dan pasaran (5 harian).

Penanggalan jawa memiliki siklus windu (sewindu, 8 tahun), dimana konsekuensi dari siklus ini adalah pada urutan tahun jawa ke 8 (jimawal) jatuhnya tanggal 1 Suro berselisih satu hari lebih lambat dengan 1 Muharram dalam kalender Islam.

Lalu bagi masyarakat Jawa ini adalah malam dimana saat itu adalah malam kedatangan Aji Saka.

Baca Juga: Ini Daftar 4 SMA Terbaik Provinsi DI Yogyakarta Versi Nilai UTBK 2022, Cek Profil Sekolah di Sini

Kedatangan Aji Saka ini membawa misi membebaskan masyarakat Tanah Jawa dari marabahaya. Kemudian pemahaman tersebut dipercaya secara turun temurun oleh masyarakat Jawa.

Malam satu Suro yang sangat lekat dengan budaya Jawa, biasanya terdapat ritual tradisi iring-iringan rombongan masyarakat atau kirab.

Beberapa daerah di Jawa merupakan tempat berlangsungnya perayaan malam satu Suro.

Di Solo, misalnya perayaan malam satu Suro terdapat hewan khas yang disebut kebo (kerbau) bule.

Kebo bule menjadi salah satu daya tarik bagi warga yang menyaksikan perayaan malam satu Suro dan konon dianggap keramat oleh masyarakat setempat.

Berbeda dengan perayaan di Solo, di Yogyakarta perayaan malam satu Suro biasanya selalu identik dengan membawa keris dan benda pusaka sebagai bagian dari iring-iringan kirab.

Para abdi dalem keraton, beberapa hasil kekayaan alam berupa gunungan tumpeng serta benda pusaka menjadi sajian khas dalam iring-iringan kirab yang biasa dilakukan dalam tradisi Malam Satu Suro.

Baca Juga: Bolehkah Sholat Tahajud Jam 4 Pagi? Simak Aturan Pembagian Waktu dan Penjelasan Buya Yahya Berikut

Perayaan tradisi peringatan malam satu Suro menitikberatkan pada ketentraman batin dan keselamatan.

Karenanya, pada malam satu Suro biasanya selalu diselingi dengan ritual pembacaan doa dari semua umat yang hadir merayakannya. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan berkah dan menangkal datangnya marabahaya.

Selain itu, masyarakat Jawa pada umumnya selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan melakukan hal kebaikan sepanjang bulan satu Suro.

Tradisi saat malam satu suro bermacam-macam tergantung dari daerah mana memandang hal ini, sebagai contoh Tapa Bisu, atau mengunci mulut yaitu tidak mengeluarkan kata-kata selama ritual ini.

Kegiatan tersebut dimaknai sebagai upacara untuk mawas diri, berkaca pada diri atas apa yang dilakoninya selama setahun penuh, menghadapi tahun baru di besok paginya.

Demikian informasi penting terkait malam 1 Suro 2022 kapan, hari apa dan tanggal berapa? Berikut makna tradisi malam Satu Suro dan mitos masyarakat Jawa di bulan Muharram.***

 

Editor: Dzikri Abdi Setia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah