Dalam dua bulan ini, Puan banyak tampil dan hasil kerja dia nyata, seperti disahkannya UU TPKS. Puan juga bersafari ke sejumlah kantong-kantong NU, dan melanjutkan silaturahmi yang dibangun sejak era kakeknya, Presiden Soekarno.
Lantas tiap calon presiden memiliki komunikasi publik yang berbeda. Ada yang memperkuat basis digital mereka. “Sudah hampir mendekati 60 % masyarakat indonesia punya media sosial. Semakin baik sosialisasi semakin besar peluang untuk terekspose pada komunitas itu," kata Sirojuddin.
Namun populer tidak selalu jadi pilihan. “Calon presiden harus yang dikehendaki oleh pemilih PDIP, jika tidak dikehendaki oleh pemilih bisa jadi pemilih PDIP akan pergi," tambah dia.
Baca Juga: BSU 2022 Sudah Cair ke Rekening Himbara? Cek Status Penerima BLT Subsidi Gaji Rp1 Juta di 4 Link Ini
Dan pekerjaan rumah bagi Puan untuk memenangkan hati pemilihnya. “Mbak puan masih perlu bekerja lebih baik lagi meyakinkan pemilih PDIP sendiri. Internal, apakah pemilih PDIP menginginkan mbak Puan maju sebagai calon presiden,” tandas Sirojuddin.
Pemilih PDIP sendiri masih menjadi mayoritas, ini terlihat dalam dua survey terakhir, dimana suara PDIP masih diatas 20%. ***