Eks Menkes Siti Fadilah Ragu Pandemi Covid-19 Terjadi, Curiga Virus Corona 'Alat' Serangan Teroris Biologis

- 15 Desember 2021, 12:10 WIB
Siti Fadilah Supari.*
Siti Fadilah Supari.* /Tangkap Layar YouTube.com/Realita TV

SEPUTARLAMPUNG.COM - Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari bahwa pandemi Covid-19 benar terjadi adanya.

Eks Menkes Kabinet Indonesia Bersatu pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini justru mencurigai bahwa fenomena penyebaran virus Covid-19 adalah bioweapon (senjata biologis) atau bioterrorism (Terorisme Biologis).

Wanita kelahiran Surakarta 72 tahun silam ini tidak asal mengatakan hal itu, pasalnya menurutnya, peristiwa Pandemi itu ada syaratnya.

Kendati demikian, Siti Fadilah mengatakan, hal ini masih merupakan pendapat pribadinya sebagai seorang Tenaga Pendidik sekaligus Tenaga Kesehatan.

Baca Juga: UPDATE Pencairan PIP Hari Ini! 5 Juta Siswa SD/SMA Bakal Dapat Dana Program Indonesia Pintar 2021? Cek di Sini

“Ini pendapat saya pribadi ya, belum tentu tidak benar. Saya lebih cenderung ini adalah bioweapon atau bioterrorism karena pandemi yang asli itu ada syaratnya,” ujarnya melalui kanal Youtube Akbar Faizal dilansir Selasa, 14 Desember 2021.

Menurut Siti Fadilah, International Health Regulation yang menjadi pedoman WHO mengatur bahwa pandemi harus memenuhi syarat-syarat tertentu.

Pertama, ada bukti penularan dari hewan ke hewan, yang dalam hal Covid-19 berarti dari kelelawar ke kelelawar.

Kedua, ada bukti penularan dari hewan ke manusia, dan ketiga ada bukti penularan dari manusia ke manusia.

Baca Juga: PEMBERITAHUAN PENTING! PIP Desember 2021 Batal Cair ke Sejumlah Siswa SD-SMA/SMK, Ternyata Ini Penyebabnya

Namun saat ini yang terbukti hanya poin ketiga.

“Sekarang yang jelas ada buktinya dari manusia ke manusia. Tapi dari kelelawar ke manusia, sampai saat ini belum ada yang tahu,” ungkapnya.

Sejak awal munculnya virus tersebut, memang telah ada kecurigaan beberapa kalangan mengenai kecurigaan Siti Fadilah.

Apalagi, Covid-19 muncul di tengah persaingan politik ekonomi antara Amerika Serikat (AS) dengan China.

“AS dan China kan berantem. Keduanya saling menuduh bahwa salah satunya sebagai pembuat virus. Tetapi mereka semua membantah dan mengaku juga sebagai korban,” terangnya.

“Ini AS dan China sebagai government ya. Lalu siapa? Saya tidak berani menyebutnya. Tetapi dia bukan negara melainkan non-state actor,” sambungnya.

Baca Juga: Daftar Sekarang! Bansos PKH Cair Lagi Desember 2021, Ini Cara Mudah Daftar Online PKH Tahap 4

Lebih lanjut, ahli jantung ini mengingatkan pentingnya pemerintah hingga masyarakat mengenal perang asimetris seperti yang tengah berlangsung saat ini.

Sudah semestinya, kata Siti Fadilah, Menteri Pertahanan, Badan Intelijen, bahkan Panglima TNI punya wawasan yang memadai mengenai bioterrorism dan perang asimetris.

Dilansir dari Galamedia News dalam artikel "Eks Menkes Siti Fadilah Curiga yang Terjadi Bukan Pandemi, Tapi Bioterrorism sebagai Senjata Biologis", menurut Siti Fadilah, kalau tidak paham mengenai hal ini, diyakini kita akan terus kalah.

“Kalau kita tidak mau mengerti perang asimetris seperti ini kita akan kalah terus. Saya yakin Pak Andika tahu betul soal ini. Dan harus juga sampai ke APBN. Apa masih mau beli tank atau riset biologi?” pungkasnya.

Sebagai informasi, 2 Maret 2020 lalu adalah hari pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan adanya warga Indonesia yang terkonfirmasi Covid-19.

Baca Juga: WASPADA! Gunung Merapi Berstatus Siaga Level III, Keluarkan Awan Panas Sejauh 1,5 Kilometer

Ada dua pasien dalam kasus pertama Covid-19 di Tanah Air, yakni seorang perempuan berusia 31 tahun bernama Sita Tyasutami (pasien 1) dan ibunya yang berusia 64 tahun Maria Darmaningsih (pasien 2). Kedua pasien tersebut merupakan warga Depok, Jawa Barat. ***(Muhammad Ibrahim/Galamedia News)

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: Galamedia News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x