Sejarah, Biografi, dan Profil Para Jenderal Korban G30S/PKI, Peristiwa Paling Bersejarah di Indonesia

- 21 September 2021, 20:00 WIB
Fakta dan Biografi 6 Jenderal 1 Perwira Korban G30S/PKI, Penculikan dan Pembunuhan di Sumur Lubang Buaya
Fakta dan Biografi 6 Jenderal 1 Perwira Korban G30S/PKI, Penculikan dan Pembunuhan di Sumur Lubang Buaya /Instagram.com/@monumenpancasilasakti/

SEPUTARLAMPUNG.COM  - 30 September merupakan salah satu tanggal yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yakni dikenang sebagai hari terjadinya peristiwa bersejarah, G30S PKI.

Pada tanggal tersebut tepat pada 1965, terdapat tujuh jenderal dan perwira menengah TNI-AD serta prajurit Polri diculik kemudian dibunuh.

Tujuh perwira tersebut yakni Jenderal TNI Ahmad Yani, Letjen S Parman, Letjen R Suprapto, Letjen MT Haryono, Letjen DI Panjaitan, Mayjen Soetojo Siswomihardjo, dan Kapten Pierre Andries Tendean.

Ketujuh jenderal tersebut dibunuh dan dibuang ke dalam sebuah lubang yang ada di kawasan Jakarta Timur.
 
Tempat tersebut menjadi bagian dari Monumen Pancasila Sakti, tempat untuk mengenang peristiwa dimana para jenderal dibunuh dengan sadis dan kejam. 
 

Peristiwa G30S/PKI bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan Soekarno dan mengubah paham idealisme menjadi komunis. Gerakan tersebut melibatkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Cakrabirawa ini diprakarsai oleh Dipa Nusantara Aidit, pemimpin senior PKI.
 
Hampir 56 tahun mengenang insiden ini, sampai sekarang G30S PKI selalu dimasukkan dalam materi pelajaran sejarah.

Hal ini bertujuan agar para generasi muda penerus bangsa lebih mengenal sejarah Indonesia, terutama peristiwa pembantaian tujuh jenderal dan perwira menengah TNI-AD serta prajurit Polri.

Warga biasanya mengibarkan bendera setengah tiang guna mengenang salah satu peristiwa berdarah dalam sejarah Indonesia setiap 30 September.
 
Berikut biografi  dan profil lengkap ketujuh jenderal dan perwira menengah TNI-AD yang gugur pada peristiwa G30S PKI 1965, yakni:

1. Ahmad Yani

Jenderal TNI Ahmad Yani
Tempat Tanggal Lahir : di Jenar, Purworejo, pada 19 Juni 1922.  
Jabatan: Panglima Angkatan Darat keenam, menggantikan Abdul Haris Nasution.
Dilansir Seputarlampung,com dari situs resmi Pemprov DKI Jakarta, pada 1 Oktober 1965, Ahmad Yani diculik dan dibunuh hingga jenazahnya dibawa ke Lubang Buaya. Ia meninggal dalam usia 43 tahun. 
 
 
2. S. Parman

Mayjen S Parman
Tempat Tanggal Lahir :  di Wonosobo, Jawa Tengah, pada 4 Agustus 1918.
Jabatan: Pernah menjadi Kepala Staf Markas Besar Polisi Tentara di Yogyakarta (Desember 1945), Kepala Staf Gubernur Militer Jakarta Raya (1949), Kepala Staf G (1950), hingga Atase Militer RI di London (1959). S Parman menjabat sebagai Asisten I Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad) dengan pangkat mayor jenderal.
 
3. Suprapto

Letjen R Soeprapto 
Tempat Tanggal Lahir :  di Purwokerto, Jawa Tengah, pada 20 Juni 1920.
Jabatan:  Menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat untuk wilayah Sumatera.
Dilansir Seputarlampung,com dari situs resmi Pemprov DKI Jakarta, jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan. Namanya juga diabadikan sebagai nama jalan di berbagai daerah.

4. D.I. Panjaitan

Donald Izacus (D.I) Panjaitan
Tempat Tanggal Lahir :  di Sitorang, Balige pada 10 Juni 1925.
Jabatan:  Kepala Operasi di Medan dan lalu dipindahkan ke Territorium II (Sumatra Selatan), pernah menjabat Atase Militer di Bonn (Jerman Barat) untuk selanjutnya ditugaskan lagi sebagai Deputy I KASAD dengan pangkat Kolonel.
 

5. Sutoyo Siswomihardjo

Sutoyo Siswomihardjo
Tempat Tanggal Lahir :  di Kebumen, Jawa Tengah, pada 23 Agustus 1922.
Jabatan: Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kantor Kabupaten Purworejo, menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) bagian kepolisian yang berkembang jadi Corps Polisi Militer (CPM), menjadi ajudan Kolonel Gatot Subroto yang ketika itu menjadi Komandan Polisi Tentara (PT).

6. M.T Haryono

Mas Tirtodarmo (MT) Haryono
Tempat Tanggal Lahir :  di Surabaya, 20 Januari 1924.
Jabatan: Deputy III Menteril Panglima Angkatan Darat.
Dilansir Seputarlampung,com dari situs resmi Pemprov DKI Jakarta,, MT Haryono menguasai empat bahasa yakni Bahasa Indonesia, Inggris, Jerman, dan Belanda.
 
7. Pierre Tendean

Pierre Andries Tendean
Tempat Tanggal Lahir :  di Jakarta pada 21 Februari 1939.
Jabatan: Ajudan Menko Hankam Jenderal AH Nasution yang berhasil lolos dari penculikan pada gerakan 30 September, Pierre Andries Tendean  merupakan Anggota TNI Angkatan Darat berpangkat Kapten. 
 

Demikian, sejarah, biografi dan profil jenderal korban G30S/PKI pada 30 September, peristiwa paling bersejarah di Indonesia yang patut diingat kembali bagi generasi muda penerus bangsa.***

Editor: Nur Faizah Al Bahriyatul Baqir

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x