Data ini merujuk dari data yang diperoleh Badan Pusat Statistik (BPS) yang diambil pada 1995.
3. Presiden B.J. Habibie
Seiring dengan pergantian kepemimpinan, utang negara pun terus berlanjut. Di era kepemimpinan Presiden B.J. Habibie, Indonesia berusaha keluar dari zona krisis ekonomi.
Sejak dilantik sebagai presiden pada 1998, Presiden B.J. Habibie tidak menemukan solusi terkait permasalahan tersebut selain dengan kembali berutang.
Sebagai informasi, Presiden B.J. Habibie sendiri mencatatkan utang luar negeri sebesar Rp 938,8 triliun dengan rasio utang sebesar 85,4 persen.
Presiden B.J. Habibie terpaksa menempuh langkah ini agar Indonesia dapat terhindari dari bahaya warisan krisis ekonomi di era pemerintahan sebelumnya.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan naiknya angka pertumbuhan ekonomi dari -13,13 persen pada 1998 menjadi 0,79 persen pada 1999.