SEPUTAR LAMPUNG - Pemerintah terus memberikan bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat Indonesia yang terdampak pandemi Covid-19.
Salah satu penerima bantuan adalah para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Dimana pemerintah pada tahun lalu memberikan bantuan dana hibah untuk menjadi modal para pelaku UMKM menjalankan usahanya di tengah masa-masa sulit ini.
Adapun, dana hibah yang diberikan berbentuk uang tunai sebesar Rp2,4 juta.
Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) khususnya pembiayaan bagi Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (KUMKM) tahun ini masih akan dilanjutkan pemerintah.
Kepastian ini disampaikan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat menjadi keynote speaker di acara Graduation Banking Editors Masterclass dengan tema 'Peran Perbankan dalam Adaptasi UMKM di Masa Pandemi' yang digelar virtual, Rabu, 17 Maret 2021.
Lebih lanjut, Teten Masduki mengatakan bila program PEN KUMKM akan terdiri dari 2 klaster.
"Pertama, bagi usaha mikro yang unbankable, Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM). Insya Allah segera akan digulirkan Presiden," kata Teten Masduki dikutip dari Antara.
Ke-2, PEN bagi kelompok usaha yang sudah bankable dan telah mendapatkan kredit usaha rakyat (KUR) berupa fasilitas subsidi bunga KUR dan pembiayaan modal kerja koperasi melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM).
"Pemerintah terus mematangkan alternatif pembiayaan untuk UMKM dan Koperasi yang murah, mudah, dan cepat agar UMKM cepat naik kelas," kata Teten Masduki.
Dilansir dari Pikiran Rakyat dalam arikel "Siap-siap, Bantuan Koperasi UMKM 2021 Segera Bergulir dalam 2 Skema", Teten Masduki mengakui pandemi memberikan dampak sangat besar bagi UMKM.
Menurut data Siap Bersama UKM, dampak pandemi terhadap UMKM yaitu kesulitan pemasaran 22,9 persen, distribusi terhambat 20,01 persen, kesulitan permodalan 19,39 persen, dan bahan baku 18,87 persen.
Baca Juga: Bocoran Sinopsis Hercai Turki Kamis, 18 Maret 2021 di NET TV: Begini Kronologis Miran Jadi Tersangka
Baca Juga: Bapak Ibu Waspada! Jika Anak Anda Tunjukkan 7 Gejala Ini, Hati-Hati Kemungkinan Dia Korban Bullying!
"Sebesar 98 persen UMKM mengalami penurunan penjualan serta 50,5 persen UMKM mengurangi karyawannya," ujar Teten Masduki mengutip data SMRC tahun 2020.
Meskipun demikian, menurut Teten Masduki, kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia sedikit lebih baik dibandingkan banyak negara di ASEAN maupun negara-negara anggota G20.
Seperti, Amerika Serikat (-3,5 persen), Jerman (-5,0 persen), Rusia (-3,1 persen), Singapura (-5,8 persen), dan Filipina (-9,5 persen).
Kondisi ekonomi RI berangsur pulih tersebut ditandai angka pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) triwulan IV-2020 sebesar minus 2,19 persen (yoy) atau jauh lebih baik dari triwulan II (minus 5,32 persen), maupun triwulan III (minus 3,49 persen).
"Melihat perkembangan ini, saya ingin mengajak kita semua untuk lebih optimis," kata Teten Masduki.
Untuk mengurangi risiko usaha dari UMKM agar lebih feasible untuk mendapatkan akses pembiayaan, pihaknya menyiapkan 4 transformasi besar.
Baca Juga: Jadwal Acara Trans7 Kamis 18 Maret 2021, Baim Bagi-Bagi Hadiah di Indonesia Giveaway 111 Malam Ini
Dengan begitu UMKM diharapkan terdata dengan baik, berusaha dalam skala ekonomi dan efisien, serta proses pembinaan menjadi lebih fokus dan terarah.
Teten Masduki menjelaskan 4 transformasi besar yang dimaksud yaitu transformasi dari informal ke formal, transformasi ke digital dan pemanfaatan teknologi, transformasi ke dalam rantai nilai (value chain), dan modernisasi koperasi.***(Dila Nashear/Pikiran Rakyat)